Senin, 29 Agustus 2011

Story About My Love (Part 4)







Author : Loyalitasya Bela Prasiwi

Genre : Romance, Friendship

Main Cast:

1. Cha Sun Woo a.k.a Baro B1A4

2. Bang Min Soo a.k.a CAP Teen Top

3. Song Sang Ae a.k.a Author



Annyeong... ^^ baru sempet ngelanjutin FF nya lagi nih. hehe :D

Di part 4 ini, coba kalian bayangkan jika kalian menjadi CAP. Perasaan apa yang bakal kalian rasakan?

Oke, langsung saja deh. Silahkan membaca ^.^







Bang Min Soo POV


Hari pun berganti. Biasanya, aku selalu menjemput Ae untuk berangkat bareng ke sekolah. Namun tadi saat aku sudah sampai di rumahnya Ae, eomma nya Ae mengatakan bahwa Ae sudah berangkat sekolah daritadi. Jika Ae hanya berangkat seorang diri sih aku tak apa. Tapi ini, ternyata ia berangkat bersama Baro. Padahal sekolah Baro berbeda dengan sekolahku dan Ae. Mengetahui hal ini, hati ku berasa kesal sekali. Namun aku berusaha untuk menahan kekesalan tersebut.


Sesampainya di sekolah, aku langsung menghampiri Ae di kelasnya. Saat memasuki kelasnya, aku melihat Ae sedang asik mengobrol dengan beberapa temannya.


"Oppa?" kata Ae saat melihatku menghampirinya.


"Ae, bisa kita bicara sebentar?" tanyaku. Setelah itu aku langsung keluar kelas. Ae mengikutiku dari belakang.


"Waeyo oppa?" tanya Ae bingung.


"Tadi kamu berangkat sekolah sama siapa?"


"Sama Baro oppa. Oh ya, mian oppa. Aku lupa ngasih tau ke oppa kalau hari ini aku bakal diantar dan dijemput oleh Baro oppa. Pasti tadi oppa ngejemput aku kan di rumah? Aduuh, pabo banget aku ga ngasih tau oppa sebelumnya. Sekali lagi, mian ya pa..." Jelas Ae panjang lebar.


"Mwo? Kamu juga bakal dijemput oleh Baro?"


"Ne oppa. Waeyo?"


"Oh, gapapa kok saeng. Ya sudah ya, aku balik ke kelas dulu. Dah.." kataku sembari beranjak pergi meninggalkan Ae sendiri di depan kelasnya.


***


Saat sedang mengikuti pelajaran, aku berusaha untuk tetap fokus kepada rumus-rumus yang diajarkan oleh guru ku itu. Namun, bayangan akan Ae tetap tidak mau pergi dari otak ku. Ku alihkan pandanganku ke luar jendela, sembari menenangkan pikiranku yang kacau. Namun tiba-tiba.... Buk! Sebuah penghapus kayu menghantam kepalaku.


"Aw!" seruku kesakitan sambil ku elus kepalaku yang terhantam oleh penghapus kayu tersebut.


"Bang Min Soo, apa yang sedang kamu pikirkan? Kamu tidak memperhatikan ibu ya?!" teriak guruku.


"Hmm, mian bu." Jawabku. Guruku terdiam. Ia hanya menarik nafas panjang, kemudian ia melanjutkan mengajar lagi.


Fiuh, aku bernafas lega. Untung saja aku tidak disetrap lagi seperti kemarin-kemarin. Capek juga rasanya kalau harus berdiri dengan satu kaki selama sejam lebih. Ku alihkan lagi pandanganku ke arah jendela. Di bawah sana terlihat ada segerombolan siswa yang hendak berolah raga. Dan aku mengenali salah satu di antara mereka, yaitu Ae.


Aku terus memandangi Ae yang sedang mengikuti pelajaran olahraga tersebut. Namun tak lupa sesekali aku melihat ke arah guru ku agar tidak ada hapusan kayu yang melayang lagi ke arahku.


Saat aku sedang melihat Ae yang tengah berlari, tiba-tiba Ae terjatuh. Sontak aku pun kaget melihatnya.


"Ae!" teriak ku kaget. Spontan aku langsung berdiri, dan lari keluar kelas menuju ke tempat Ae berada. Sebetulnya aku tahu bahwa perbuatanku ini memang tidak pantas untuk dilakukan. Namun demi Ae, aku rela melakukan apa pun juga.


Saat sedang menuju lapangan, aku melihat beberapa temannya Ae memapahnya ke arah ruang UKS. Aku pun langsung membantu mereka. Sesampainya di ruang UKS, kami pun membaringkan tubuh Ae di atas kasur.


"Kalian balik saja. Biar aku yang menunggui Ae." Kataku kepada teman-temanya Ae.


"Ne oppa. Gomawo." Jawab mereka. Kemudian mereka pun langsung keluar, meninggalkanku dan Ae di dalam UKS.



Ku pandangi wajah Ae yang bercucuran keringat tersebut. Aku langsung mengeluarkan sapu tangan dari dalam saku celanaku untuk mengelap keringat Ae tersebut. Saat aku sedang mengelap keringatnya, Ae pun siuman.


"Oppa..." kata Ae lemah.


"Ae saeng, kamu sudah sadar?" tanyaku.


"Ne oppa. Kok oppa bisa ada di sini sih? Bukannya seharusnya oppa berada di dalam kelas ya?"


"Seharusnya sih begitu. Tapi tadi oppa ngeliat kamu jatuh pingsan. Jadi oppa langsung lari deh menghampiri kamu."


"Ya ampun oppa... Ya sudah, kalau begitu sekarang oppa balik ke kelas oppa saja gih."


"Nanti saja lah. Lagi pula, sudah mau bel ini." Dan benar. Tidak lama setelah aku berbicara seperti itu, bel tanda istirahat pun berbunyi.


"Tuh kan bener bel..." kataku kepada Ae. Ae hanya tertawa kecil.


Tiba-tiba seseorang masuk ke dalam UKS. Dia adalah salah satu chinguku.


"CAP, kamu disuruh ke ruang guru sekarang." katanya.


Ah, pasti masalah yang tadi aku tiba-tiba keluar begitu saja dari kelas deh. Malas, cuma masalah seperti ini saja kok sampai harus ke ruang guru segala sih? Keluhku dalam hati.



"Oppa, gih sana oppa ke ruang guru dulu sekarang." suruh Ae.


"Hmm, ya sudah deh. Oppa keluar bentar ya saeng." kataku sembari bangkit dari duduk ku. Ae hanya tersenyum. Aku pun langsung melangkahkan kaki ku ke arah ruang guru.


Benar seperti perkiraanku. Sesampainya di ruang guru, aku diceramahi oleh beberapa guru di sana. Aku hanya bisa diam terpaku mendengar ceramahan dari mereka. Sekitar 15 menit lebih aku berada di sana, akhirnya aku diizinkan untuk keluar juga. Setelah itu aku pun langsung menuju UKS untuk menemani Ae kembali.


Senang rasanya bisa berduaan seperti ini dengan Ae. Seandainya aku punya alat untuk menghentikan waktu, pasti aku akan menghentikan waktu di saat-saat seperti ini. Dimana aku bisa selalu dekat dengan Ae, orang yang ku sayangi.




Song Sang Ae POV


"Aboji, eomma, aku berangkat sekolah dulu yaa..." Pamitku sebelum berangkat sekolah kepada kedua orang tuaku.


"Ne, hati-hati ya sayang..." teriak eomma dari dapur. Setelah itu, aku langsung melangkahkan kaki ku ke pintu depan rumahku.


Saat aku membuka pintu depan, aku kaget melihat Baro yang tengah duduk di atas motornya.


"Oppa, oppa ngapain kesini?" tanyaku bingung.


"Aku sengaja ke sini untuk nganter kamu ke sekolah." jawabnya.


"Hajiman, sekolah kita kan beda oppa."


"Ne, tapi tak apalah. Demi kamu saeng. Hehe..." kata Baro sambil tertawa memperlihatkan gigi hamsternya yang lucu itu.


Baro pun kemudian langsung menyalakan motornya. "Ayo naik." katanya kepadaku.


Aku pun langsung naik ke atas motor Baro. Setelah itu, kami pun langsung berangkat menuju sekolahku.


Sesampainya di depan gerbang sekolah, Baro menurunkanku.


"Gomawo oppa sudah mau mengantarku ke sekolah." Kataku.


"Ne cheonma saeng. Oh ya, pulang sekolah aku jemput kamu lagi ya."


"Tidak usah repot-repot oppa. Aku bisa pulang sendiri kok."


"Ah sudahlah. Kan aku ini yang mau ngejemput kamu. Gimana? Kamu mau ya aku jemput."


"Hmm... Ya sudah deh iya oppa." jawabku sambil tersenyum.


"Yes! Ya sudah ya, dah saeng.. Sampai bertemu nanti sore yaa..."


"Ne oppa. Daah..." kataku sambil melambaikan tangan kepada Baro yang hendak ingin pergi lagi menuju ke sekolahnya. Setelah itu, aku pun langsung berjalan memasuki sekolah, menuju ke kelas ku.


Saat aku sedang asik mengobrol dengan teman-temanku, tiba-tiba CAP menghampiriku. Ia berkata bahwa ada yang mau ia tanyakan. Ternyata ia menanyakan dengan siapa aku pergi ke sekolah hari ini.


Ah ya, betapa pabo nya aku. Biasanya kan CAP oppa yang selalu menjemputuku sekolah. Aduuh, aku jadi tidak enak sama oppa. Tapi ya sudahlah. Namun entah mengapa, saat itu wajah CAP oppa beda sekali. Seakan-akan ada kekesalan yang ia sembunyikan. Tapi aku juga tidak tahu sih...


Jam pelajaran olahraga pun dimulai. Sekarang adalah pengambilan nilai untuk lari estafet. Entah mengapa, kepalaku tiba-tiba berasa sangat berat. Tapi aku berusaha untuk menghiraukan rasa sakit kepalaku ini.


Giliran lari ku pun tiba. Saat aku sedang berlari, pusing di kepalaku pun semakin menjadi. Perlahan-lahan pandanganku memudar, dan lama-lama semuanya menjadi gelap. Setelah itu, aku tidak tahu lagi apa yang terjadi kepadaku.


Saat aku sadar, ternyata aku sudah berada di ruang UKS. Dan aku juga melihat CAP oppa yang sedang mengelap keringat di wajahku. Saat melihat CAP melakukan hal seperti ini kepadaku, aku membayangkan jika saat ini yang berada di posisi CAP adalah Baro. Pasti aku akan merasa senang.......sekali.


Ah, Baro oppa, jeoneun dangsin-i geuliwoyo....


***


Bel pulang sekolah pun berbunyi. Aku pun langsung bergegas keluar kelas. Saat sedang berjalan menuju pintu gerbang sekolah, aku mendengar seperti ada seseorang yang berteeriak-teriak memanggilku. Ternyata itu adalah CAP oppa.


"Oppa, waeyo?" tanyaku.


"Gimana kondisi kamu? sudah enakan?" Tanyanya sembari ia mengatur nafas nya yang tersengal-sengal karena berlari mengejarku.


"Aku sudah baikan kok oppa. Gomawo ya pa sudah mau menungguiku tadi di UKS."


"Ne cheonma. Apa sih yang nggak untuk saeng ku tersayang? Hehehe..."


"Hahaha, oppa bisa aja." kataku.


Tak lama, Baro pun muncul untuk menjemputku.


"Annyeong... Hey CAP, how are you?" tanya Baro dengan berlagak layaknya orang bule.


"I'm fine, thanks. And you?" Jawab CAP.


"I'm fine too. Hey Ae, ayo kita pulang." kata Baro sembari memberiku sebuah helm untuk aku pakai nanti.


"Hmm, oppa. Aku pulang dulu ya." kataku kepada CAP.


"Ne. Hati-hati ya." Kata CAP.


"Ne oppa." Jawabku.


"CAP, duluan ya." Kata Baro. CAP oppa hanya tersenyum. Melihat senyum CAP, lagi-lagi aku merasa seperti ada suatu perasaan yang ia sembunyikan. Tapi aku tak tahu perasaan apa itu. Setelah itu, aku dan Baro pun langsung pergi meninggalkan sekolah.


"Kamu lapar tidak?" tanya Baro.


"Hmm, sedikit. Waeyo oppa?"


"Kita makan dulu yuk! Aku laper nih. Mau ga?"


"Boleh oppa." jawabku.


Kemudian, kami pun langsung mencari tempat makan yang pas untuk kami berdua. Setelah menemukan tempat makan yang pas, kami pun langsung turun dari motor, dan masuk ke dalam tempat makan tersebut.


Setelah memilih tempat duduk, akhirnya kami memesan makanan. Saat sedang menunggu makanan pesanan kami, Baro pun mengajak ngobrol aku. Awalnya kami hanya mengobrol biasa saja. Namun tiba-tiba, Baro mengatakan sesuatu yang membuatku kaget.


"Ae, sebenarnya ada yang ingin aku katakan ke kamu." kata Baro.


"Benarkah? Mwo oppa?" tanyaku penasaran.


"Hmm... Sebenarnya aku sudah suka sama kamu dari awal kita bertemu. So, would you be my girlfriend?" Tanya Baro oppa dengan muka yang serius.


Aku terdiam sejenak.


"Ne oppa, aku mau menjadi yeoja chingu mu." Jawabku. Aku langsung menundukan mukaku. Takut kalau Baro melihat muka merah ku ini.


Tiba-tiba Baro mengangkat pelan dagu ku. Kemudian, ia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku tak tau apa yang bakal ia lakukan. Aku hanya dapat memejamkan mataku.


Ku rasakan wajahnya semakin dekat ke arahku, dan........ Ia mendaratkan sebuah ciuman lembut di keningku. Mukaku yang sudah merah, menjadi lebih merah lagi karena tingkah Baro yang barusan itu.


"Ae, ada apa dengan wajahmu? Merah gitu. Seperti badut saja kamu. Lucu. Hahahaha..."


"Oppa, apaan sih???" kataku. Aku hanya bisa menunduk malu.


Tak lama, makanan yang kami pesan pun datang. Aku dan Baro oppa pun langsung menyantap makanan tersebut. Pastinya diselingi oleh obrolan yang penuh akan canda dan tawa.


Saranghaeyo nae namja chingu, Baro....

2 komentar:

  1. Cerita.a romantis n bgus ^.<
    hiiksszz,, ksihan bgdd cap oppa :(
    gmna y ekspresi srta prsaan cap klo tau ae jdian sma shbt.a sndiri .. ?! O.o jdi pnasaran .. ^^
    Lanjut eon ^^

    BalasHapus
  2. sip deh saeng... sabar yaa~ hihihi ^.^

    BalasHapus