Rabu, 30 Mei 2012

Story About My Love (Part 5)





Author : Loyalitasya Bela Prasiwi

Genre : Romance, Friendship

Main Cast:
1. Cha Sun Woo a.k.a Baro B1A4
2. Bang Min Soo a.k.a CAP Teen Top
3. Song Sang Ae a.k.a Author

Astaga, udah lama banget ga ngurus blog >.<
oke, sekarang aku mau lanjutin cerita yang sempat tertunda :)

Author POV

Akhirnya, apa yang Baro nanti pun tiba. Sekarang Baro dan Ae sudah resmi menjadi sepasang kekasih. Sungguh betapa bahagianya Baro bisa mendapatkan seorang yeoja manis seperti Ae.

Setengah jam kemudian, mereka pun selesai makan. Baro pun langsung mengantar Ae pulang. Sesampainya di rumah Ae, mereka dikejutkan oleh kehadiran CAP.

"Oppa? Sejak kapan oppa disini?" tanya Ae kepada CAP. CAP tidak menjawab pertanyaan Ae tersebut. Dia hanya berjalan mendekati Ae.

"Darimana saja kau?" tanya CAP kepada Ae.

"Aku habis jalan dengan Baro oppa." Jawab Ae. Kali ini CAP menatap Baro.

"Jaga Ae baik-baik." kata CAP kepada Baro.

"Wae, waeyo oppa? Kenapa oppa berbicara seperti itu?" tanya Ae.

"Ae, aku kesini hanya ingin memberitahukanmu bahwa mulai besok aku akan pindah ke Amerika."

"Mwo? Amerika??" Tanya Ae dengan mata yang membelalak.

"Ne." Jawab CAP sambil mencoba tersenyum tipis.

"Oppa, bencadaannya oppa kali ini ga lucu!!" kata Ae dengan nada tinggi.

"Ae, aku serius. Tadi papaku bilang kalau dia dipindah tugaskan di Amerika selama beberapa tahun. Jadi mau tidak mau, aku juga harus ikut pindah. Lagi pula, sepertinya kau sudah menemukan penggantiku." Kata CAP sambil menatap ke arah Baro lagi.

"Mwo? Pengganti oppa? Siapa maksud oppa? Baro oppa? Ya ampun oppa... Ga ada yang bisa menggantikan oppa dihatiku. Karena aku sangat sayang sekali dengan oppa. Aku sudah menganggap oppa seperti kakak kandungku sendiri. Aku, aku ga mau kehilangan kakak ku..." kali ini suara Ae terdengar sangat lirih.

"Ae, kamu tenang saja. Oppa ga akan ninggalin kamu kok. Kalau lagi libur, aku kan bisa main ke Korea."

"Tapi tetap saja beda rasanya. Oppa jahat, CAP oppa jahat!!!" Sambil menangis, Ae masuk ke dalam rumahnya. Agak kencang ia menutup pintu rumahnya hingga membuat Baro dan CAP tesontak kaget.

Perlahan CAP menghampiri Baro. "Tolong jaga Ae baik-baik. Mungkin ini permintaan terakhirku."

"Permintaan terakhir? Apa maksudmu? Jangan bicara yang tidak-tidak."

CAP hanya tersenyum "Nanti kau juga akan tahu mengapa aku berkata seperti ini." Setelah itu, CAP pun langsung berjalan pulang.

Di benak Ae, rasa senang dan rasa sedih bergabung menjadi satu. Bagaimana tidak, pada hari yang sama, seseorang yang dia suka ternyata juga menaruh hati padanya. Namun juga dia harus merasakan keedihan ditiggal seseorang yang selama ini sudah dia anggap layaknya kakaknya sendiri.

Sedangkan Baro merasakan hal ganjal atas apa yang dikatakan CAP tadi. Sepertinya CAP menyembunyikan sesuatu darinya dan tentu saja juga dari Ae.

Keesokan hari pun tiba. Lagi-lagi Baro menjemput Ae ke sekolah. Kali ini tampang Ae lesu sekali.

"Masih memikirkan CAP?" tanya Baro. Ae hanya mengangguk. "Aku juga." lanjut Baro.

"Kamu juga memikirkan CAP?"

"Tentu saja. Dia teman baikku. Aku emikirkan kata-katanya semalam. Sepertinya ada yang ganjil dengan perkataannya itu."

"Perkataan itu? Memangnya CAP oppa bilang apa ke kamu?"

"Ah, bukan apa-apa. Ayo cepat, nanti kita terlambat."

Akhirnya Baro dan Ae pun berangkat e sekolah.

"Ae, sepertinya nanti aku ga bisa jemput kamu." kata Baro saat mereka tiba di depan gerbang sekolah Ae.

"Ah ya, tak apa oppa. Lagi pula nanti aku juga mau belajar kelompok dulu sama teman. Jadi mungkin pulangnya agak telat.. Ya sudah, sekarang oppa berangkat ke sekolah oppa gih. Nanti telat lho.."

"Ne. Aku pergi dulu ya. Dah.."

"Daah.. Hati-hati ya oppa..." Setelah itu, Ae pun langsung masuk ke dalam kelasnya dan siap mengikuti pelajaran.

Saat pulang sekolah tiba. Seperti yang Ae katakan, dia dan beberapa temannya tetap di sekolah untuk mengadakan belajar kelompok. Namun apa yang dilakukan Baro?

Ternyata sepulang sekolah, Baro pergi ke rumah CAP untuk mencai tahu apa yang sebenarnya terjadi. Hal yang ganjil pun terlihat. Jika CAP sekeluarga pindah ke Amerika, kenapa di rumah ini masih ramai? Pikir Baro.

Saat ia lagi mengamati rumah CAP, sebuah mobil sedan hitam melintas memasuki halaman rumah tersebut. Dengan segap Baro melihat siapa yang ada di dalam mobil itu. Orang yang naik mobil itu pun keluar. Tenyata dia adalah ayah nya CAP.

Ayah nya CAP? Kata CAP, ayahnya dipindah tugaska ke Amerika. Tapi kenapa dia masih ada disini? Saat asik berkutat dengan pikirannya, tiba-tiba datang seseorang menghampirinya.

"Lho, nak Baro. Kamu Baro kan? Temannya tuan muda CAP?" tanya lelaki setengah baya yang merupakan satpam dari rumah keluarga yang bermarga Bang tersebut.

"Ah iya pak. Hmm, pak. CAP nya ada?" tanya Baro pura-pura tidak tahu.

"Ah, tuan muda CAP sudah pergi daritadi pagi ke Amerika."

"Ngapain ya pak dia ke Amerika?"

"Katanya sih, dia mau pengobatan disana."

"Pengobatan? Pengobatan apa pak?"

"Lho, nak Baro ini ga tau ya? Tuan muda CAP kan menderita kanker otak yg sudah sangat parah. Jika tidak segera ditangani, maka nyawanya lah taruhannya."

Sontak Baro kaget mendengar penjelasan dari satpam rumah tersebut. "Oh, kalau begitu saya pamit pulang dulu ya pak. Terimakasih ya pak." Baro pun langsung pergi menuju rumah Ae.

Sesampainya di rumah Ae, ternyata Ae belum pulang dar sekolah. 15 menit kemudian, Ae pun sampai di rumahnya.

"Oppa? Ada apa oppa?"

"Kamu harus dengerin aku Ae." kata Baro dengan nada serius namun seperti orang yang tergesa-gesa.

"Ya aku akan dengerin oppa. Ada apa sih oppa?" tanya Ae yang makin curiga dengan sikap namja chingu nya tersebut.

"CAP, dia...."

"CAP? Ada apa oppa? CAP kenapa?" tanya Ae sambil menatap tajam Baro.

"Tadi aku ke rumahnya CAP. Aku bertanya kepada satpam rumah tersebut. Ternyata CAP ke Amerika itu untuk pengobatan."

"Pengobatan? Pengobatan apa oppa? Memangnya CAP sakit apa? Jawab oppa..."

"CAP, dia menderita kanker otak." Baro mengatakannya dengan suarau parau.

"Mwoya? Kanker otak? Nggak, ga mungkin CAP oppa menderita kanker otak. Oppa pasti salah denger. Ya kan oppa? Oppa pasti salah denger kan?"

"Ae, CAP memang menderita kanker otak. Dan dia memang pergi ke Amrik untuk pengobatan."

"Nggak, ini pasti nggak mungkin. Nggak mungkin, nggak mungkinnn....!!!" Ae teriak sambil menangis. Tubuhnya melemas dan nyaris jatuh ke lantai jika tidak dipegang oleh Baro.

Baro memeluk erat tubuh Ae. Ia sangat bisa merasakan bagaimana sedihnya Ae saat ini. Dia sendiri pun juga merasakan hal yang sama. Betapa sedihnya mendengar kabar seorang sahabat kita mengidap penyakit yang mematikan seperti itu. Namun kali ini tidak ada yang bisa mereka lakukan selain berdoa agar proses pengobatan CAP berjalan lancar dan akhirnya CAP dapat hidup sehat kembali dan dapat kumpul bersama mereka lagi...

* 5 bulan kemudian *

"CAP oppa, aku baru tau sekarang bagaimana perasaanmu yang sesungguhnya ke aku. Saat tadi aku ke kamarmu, aku melihat tumpukan surat yang ada di atas meja belajarmu. Dan ternyata itu adalah surat-surat yang kau tujukan untuk ku. Kenapa tidak ada satu surat pun yang kau kirim kepadaku? Kenapa hanya kau simpan sendiri surat-surat ini? Oppa, aku sangat sayang sekali padamu. Namun aku kira, kau selama ini hanya menganggapku sebagai ademu saja. Ternyata aku salah. Dan aku sangat menyesal sekali oppa. Oppa, andaikan waktu dapat diputar kembali. Aku rindu bercanda dengan mu. Aku rindu suara tawamu. Aku rindu akan perhatianmu selama ini ke aku. Oppa, kenapa kau tinggalkan aku sendiri disini? Tidak, kau tidak meninggalkanku sendiri. Karena kau, aku dapat mengenal Baro. Aku yakin, Baro akan menjagaku dengan sangat baik. Tenanglah oppa disana. Suatu saat ini, aku pasti akan menyusulmu." setelah berkata seperti itu, Ae pun meletakkan setangkai mawar merah di pusaran makam Bang Min Soo. Air mata Ae tidak dapat terbendung lagi.

"CAP, aku sekarang mengerti apa maksud perkataanmu saat malam itu. Tenang saja, aku akan menjaga Ae dengan sangat baik. Aku tidak akan mengecewakanmu kawan." Kata Baro sembari menggenggam erat tangan Ae. Lalu, keduanya pun segea melangkahkan kaki menjauhi pusaran tersebut.

Saranghae Bang Min Soo oppa....

2 komentar: