
Author : Loyalitasya Bela Prasiwi
Genre : Romance, Friendship
Main Cast:
1. Cha Sun Woo a.k.a Baro B1A4
2. Bang Min Soo a.k.a CAP Teen Top
3. Song Sang Ae a.k.a Author
Annyeomg... ^^ hello hello *joged ala Hello Shinee*
Sekarang FF SAML udah sampai di Part 3 lho... Karena part ini ada bagian Baro nya, jadi aku kasih pikunya Baro tuh. Manis yaa...?? hihihi :D
Oke, silahkan dibaca ya chingudeul ^^
Cha Sun Woo POV
Namaku adalah Cha Sun Woo. Namun aku biasa dipanggil Baro. Aku adalah seorang namja yang hidup di dalam keluarga yang sederhana. Aku sangat menyukai basket. Aku tipe orang yang periang.
Aku mempunyai seorang chingu yang sangat baik kepadaku. Namanya adalah Bang Min Soo, atau biasa dipanggil CAP. Kami mempunyai banyak kesamaan. Dari mulai menyukai bidang olahraga basket, ahli dalam bidang rapper, dan tahun lahir kamipun sama. Walaupun CAP berasal dari keluarga yang mapan, namun ia sangat baik kepadaku. Ia tidak pernah membeda-bedakan temannya.
Suatu hari, saat aku sedang duduk santai di pinggiran lapangan basket tempat biasa aku latihan basket, aku melihat CAP datang sambil menggandeng seorang yeoja. Siapa yeoja itu? Tanyaku dalam hati.
Saat CAP sampai di tempatku, ia pun langsung memperkenalkan yeoja itu kepadaku. Ternyata yeoja itu adalah Song Sang Ae, teman kecilnya CAP. Menurutku, Ae adalah seorang yeoja yang manis. Memang, paras wajah Ae tidak secantik yeoja lainnya. Namun seperti kataku tadi, Ae adalah yeoja yang manis.
Setelah CAP memperkenalkan ku dengan Ae, ia pun langsung berjalan menuju lapangan basket untuk memulai latihannya. Sedangkan aku, aku asyik mengobrol dengan Ae. Dan ternyata selain manis, Ae juga seorang yeoja yang baik. Lucu pula.
Entah mengapa selama mengobrol dengan Ae ini, aku merasa sangat senang. Melihat senyumnya yang manis, membuatku merasa seperti ada seorang bidadari yang tersenyum ke arahku. Apa ini yang dinamakan sebagai cinta pada pandangan pertama? Ah entahlah. Aku tidak mau memikirkan itu dulu. Toh aku dan Ae juga baru kenal sekarang ini.
Saat sedang asyik mengobrol dengan Ae, tiba-tiba terdengar suara ribut-ribut di tengah lapangan basket. Ternyata CAP pingsan. Melihat hal itu, Ae langsung berlari menghampiri CAP. Lalu, aku dan beberapa temanku membawa CAP ke pinggir lapangan basket.
Aku melihat wajah Ae yang tadinya ceria, seketika berubah menjadi wajah seseorang yang panik. Sangat panik lebih tepatnya. Ia mengguncang-guncangkan bahu CAP untuk membangunkannya. Melihat Ae yang sangat mengkhawatirkan CAP itu, tiba-tiba timbul rasa cemburu di dalam hatiku. Namun, aku berusaha untuk mmenyembunyikannya.
Tak lama, CAP pun akhirnya tersadar dari pingsannya. Ae terlihat sangat senang melihat hal itu. Ae pun langsung memeluk CAP. Seketika, perasaan kesal pun merasuki hatiku di saat aku menyaksikan peristiwa tersebut.
Setelah itu, aku, CAP, dan Ae pun mengobrol bersama. Tiba-tiba HP Ae berdering. Ternyata itu adalah telpon dari eomma nya yang menyuruhnya untuk pulang. Tadinya ia mau pulang sendiri, namun aku menawarkan untuk mengantarnya pulang. Tak ku sangka, Ae menerima tawaranku itu. Betapa senangnya aku. Setelah itu, kami pun langsung keluar menuju parkiran motor.
"Aku kan masih tidak tau dimana rumahmu, jadi nanti tunjukan ke aku ya jalan menuju rumahmu." kataku kepada Ae sambil aku menggas motorku.
"Ne oppa." jawab Ae.
Selama dalam perjalanan pulang, aku sering kali melihat ke arah kaca spion motor ku. Bukan melihat ada mobil di belakangku atau tidak, tapi untuk melihat wajah manis Ae. Saat melihat wajahnya di kaca spion motorku, aku menjadi senyum-senyum sendiri. Seperti orang gila saja aku ini. Haha.. Pikirku dalam hati.
Sekitar 20 menit, akhirnya kami sampai di rumah Ae. Dari yang kulihat, aku dapat menyimpulkan bahwa Ae berasal dari keluarga yang sederhana juga, sama sepertiku. Ae pun langsung turun dari motorku.
"Oppa, gomawo ya sudah mengantarku pulang. Oh ya, oppa mau mampir dulu ga nih ke rumahku?" kata Ae.
"Hmm, gomawo saeng. Tapi lain kali saja ya. Aku mesti bantuin eomma dulu." kataku.
"Bantuin apa oppa?" tanya Ae.
"Bantuin berjualan di toko roti milik keluarga kami." jawabku sambil tersenyum.
"Mwo? Oppa punya toko roti?"
"Haha, iya saeng. Toko roti kecil-kecilan lah. Hehe..." kataku sambil menggaruk-garuk rambut hitamku.
"Waah... Kalo gitu oppa bisa dong ajarin aku bikin roti?" tanyanya.
"Why not? Kamu tinggal kasih tau aja kapan kamu mau belajar bikin roti. Nanti aku langsung jemput kamu. Oh ya, aku minta nomer HP mu ya saeng. Boleh kan?" kataku.
"Boleh kok oppa. Mana HP nya oppa? Biar aku yang nulis sendiri aja nomerku." kata Ae.
Aku pun langsung memberikan HP ku kepadanya. Setelah menuliskan nomor telponnya, ia pun langsung memberikan HP ku kepadaku. Setelah aku menerima HP ku, aku langsung mencoba menghubunginya. Setelah tersambung, aku langsung mematikan telpon ku tersebut.
"Itu nomerku. Di save ya saeng. Ya sudah, aku pulang dulu ya saeng." pamitku.
"Ne oppa. Sekali lagi gomawo ya oppa sudah mau mengantarkanku pulang."
"Ne cheonma saeng." kataku.
Setelah itu, aku pun langsung pulang ke rumahku. Sesampainya di rumah, aku pun langsung memarkirkan motorku. Saat aku sedang memarkirkan motor, tiba-tiba eomma memanggilku.
"Baro, darimana saja kamu? Eomma udah nunggu kamu daritadi." kata eomma.
"Ah, mianhe eomma. Tadi aku nganterin temanku pulang dulu." jawabku.
"Ya sudah, ayo sekarang kamu bantu eomma jualan di toko. Mumpung pelanggan lagi ramai ini." kata eomma sembari berjalan ke arah toko.
"Ne eomma." kataku sembari mengikuti eomma ku dari belakang.
Berkenalan dengan seorang yeoja yang manis, toko ramai, ah senangnya aku hari ini. Kataku
dalam hati mensyukuri apa yang sudah aku dapatkan hari ini.
***
Song Sang Ae POV
Hari ini aku sangat senaaaaannngg...... sekali. Karena hari ini aku mendapat kenalan baru. Baro oppa namanya. Namun, aku sempat sedih tadi saat CAP oppa pingsan. Tapi untungnya dia tidak kenapa-kenapa.
Kembali ke Baro oppa. Menurutku, Baro oppa adalah seorang namja yang sangaaaattt.... manis. Selain manis, ia juga asyik untuk diajak ngobrol. Selain itu, ia juga baik sekali sama aku. Buktinya saja, dia mau mengantarku pulang.
Saat sedang asyik memikirkan betapa bahagianya aku hari ini, tiba-tiba saja HP ku berdering. Ternyata itu adalah telpon dari CAP oppa.
"Annyeong oppa..." Jawabku.
"Annyeong. Kamu sudah sampai di rumah kan saeng?" tanya CAP.
"Ne oppa. Aku sudah di rumah kok sekarang. Oppa sendiri udah pulang belum?"
"Owh.. Bagus lah. Aku juga sudah pulang kok saeng."
"Hmm.. Ya sudah, oppa sekarang istirahat aja ya. Dah oppa..." kataku mengakhiri telpon tersebut.
Setelah itu, aku pun langsung menuju dapur untuk mempersiapkan hidangan untuk makan malam nanti. Saat sedang memasak, aku mendengar seperti seseorang mengetuk pintu depan rumahku. Ternyata itu adalah Baro oppa.
"Oppa, oppa ngapain kesini? Tadi katanya mau bantuin eomma nya jaga toko?" tanyaku kepada Baro.
"Tadi aku udah bantuin eomma. Sekarang aku bawa ini buat kamu." kata Baro sambil memberiku sebuah kantong plastik hitam.
"Apa ini oppa?" tanyaku bingung.
"Itu makanan untuk kamu makan malam. Eomma mu lagi pergi kan? Jadi aku belikan itu untuk makan malammu." jelas Baro.
"Wah oppa, gamsahamnida. Tapi aku baru aja masak untuk aku makan malam." kataku.
"Wah, enak ga tuh masakannya? Jangan-jangan nanti kalau dimakan, bisa bikin sakit perut lagi." Kata Baro sambil tertawa kecil.
"Ih oppa.... Enak tauk masakanku. Oppa coba aja." Kataku.
"Ya sudah, kalau begitu aku boleh ya numpang makan malam disini?" tanya Baro.
"Hmmm... Ne oppa." jawabku.
"Ya sudah, cepat dilanjutkan lagi masaknya. Nanti gosong lho..."
"Hahaha, ya oppa." kataku sambil kembali ke dapur untuk memasak.
Saat masakanku sudah siap, aku langsung membawanya ke meja makan. Ternyata disana sudah ada Baro oppa.
"Mana nih makanannya? Udah laper nih." katanya.
"Sabar oppa. Nih, makanannya sudah siap." kataku.
"Asiiikk.... Aku makan ya. Selamat makannn...." Kata Baro. Ia pun langsung memakan masakanku tersebut.
"Gimana oppa, enak kan?" tanyaku.
"Hmm... Kurang nih."
"Kurang apa oppa?"
"Kurang banyak. Hahaha.." kata Baro.
"Ish oppa." kataku sambil memasukan santapanku ke dalam mulutku.
"Saeng..." kata Baro. Wajahnya mulai mendekatiku.
"Wa wa waeyo oppa?" tanyaku bingung melihat tingkahnya itu. Ya ampun, apa yang akan ia lakukan? Apa ia akan menciumku? Haaaaa..... >.<
Tangannya mulai menyentuh bibirku. "Ada nasi nih di mulutmu." katanya sembari mengambil sebutir nasi yang menempel di mulutku itu.
"Oh.. Ne oppa udah dikasih tahu." kataku. Tanpa sadar, ternyata mukaku berubah menjadi berwarna merah.
"Saeng, mukamu kenapa merah gitu?" tanya Baro.
"Ah, masa sih oppa? Mukaku nggak kenapa-kenapa kok pa." kataku berusaha menyembunyikan rasa malu ku itu.
"Ne saeng, mukamu jadi merah gitu." kata Baro.
"Ah, ya sudahlah oppa, tidak usah dibahas lagi. Aku sudah selesai nih makannya. Oppa sudah selesai belum?" kataku mengalihkan pembicaraan.
"Ah ya, aku juga sudah selesai saeng." kata Baro sambil meletakkan piringnya diatas piringku.
Aku pun langsung membawa semua piring dan gelas kotor ke dapur untuk aku cuci. Seusai mencuci piring, aku pun kembali ke tempat Baro oppa berada.
"Saeng, aku pulang dulu ya. Sudah malam ini." kata Baro pamit pulang.
"Ah ne oppa. Gamsahamnida ya pa." kataku.
"Ne cheonnma saeng." jawabnya. Aku pun langsung mengantarkan Baro ke pintu depan.
Setelah itu, Baro pun langsung menggas motornya, dan pergi pulang ke rumahnya. Aku pun langsung menutup pintu depan kembali. Setelah itu, aku ke kamar untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guruku.
Namun, aku tidak konsen mengerjakannya. Karena yang ada di dalam otak ku saat ini hanyalah Baro oppa. Ah, senang sekali rasanya tadi bisa makan malam bersama Baro oppa. Oppa, sepertinya aku mulai menyukaimu. Baro oppa, saranghae....
***
Cha Sun Woo POV
Jam menunjukan pukul 18.15. Jam segini biasanya jam nya untuk makan malam. Terlintas di pikiranku mengenai Ae yang sedang sendiri di rumah. Ae sudah makan belum ya? Kan eomma nya lagi pergi. Kataku dalam hati. Aku pun langsung berinisiatif untuk ke rumahnya, dan membawakannya makanan untuk makan malam.
"Eomma, aku boleh izin ke rumah teman tidak?" tanyaku kepada eomma.
"Boleh. Tapi jangan lama-lama ya."
"Ne eomma." Kataku sambil mencium pipi eomma ku. "Aku pergi ya ma, dah eomma." pamitku.
"Hati-hati ya kamu." pesan eomma.
"Ne eomma. Dah..." kataku. Setelah itu aku pun langsung pergi mencari sebuah toko untuk membeli makan malam untuk Ae.
Setelah mendapatkan makanan untuk Ae, aku pun langsung memacu motorku ke arah rumah Ae. Sesampainya disana, aku pun langsung mengetuk pintu rumahnya. Tak lama, Ae pun langsung membukakan pintu depan rumahnya tersebut.
Aku pun menjelaskan kepadanya mengapa aku datang malam-malam begini ke rumahnya. Ternyata, Ae sudah memasak makan malam. Dan akhirnya aku pun menumpang makan malam disana.
Saat sedang makan malam, aku melihat ada nasi yang menempel di pinggir mulut Ae. Aku pun langsung mendekatkan wajahku ke arahnya, untuk mengambil sebutir nasi tersebut. Entah mengapa, wajah Ae berubah menjadi merah padam. Aku tidak tahu mengapa wajahnya bisa seperti itu.
Sesudah makan malam, aku pun langsung pamit pulang. Hari ini benar-benar hari yang indah. Senang sekali aku rasanya bisa makan malam bersama Ae. Ah, andai kebersamaanku ini dengan Ae bisa bertahan lama. Pastinya aku akan benar-benar menjadi namja yang paling bahagia di dunia ini.
Ae, sepertinya aku mulai menyukaimu. Ae, saranghae....
eon ..... :( kren, romantis bgdd bgdd ... ^.<
BalasHapussaeng jdi senyum" ndri ..XD
lanjut eon .. :))
hehe, gomawo saeng ^.<hehe, gomawo saeng ^.<
BalasHapuscheonma eon ., :)) lanjut^.<
BalasHapusnado saranghae Baro oppaa !
BalasHapusXD