Senin, 29 Agustus 2011

Story About My Love (Part 4)







Author : Loyalitasya Bela Prasiwi

Genre : Romance, Friendship

Main Cast:

1. Cha Sun Woo a.k.a Baro B1A4

2. Bang Min Soo a.k.a CAP Teen Top

3. Song Sang Ae a.k.a Author



Annyeong... ^^ baru sempet ngelanjutin FF nya lagi nih. hehe :D

Di part 4 ini, coba kalian bayangkan jika kalian menjadi CAP. Perasaan apa yang bakal kalian rasakan?

Oke, langsung saja deh. Silahkan membaca ^.^







Bang Min Soo POV


Hari pun berganti. Biasanya, aku selalu menjemput Ae untuk berangkat bareng ke sekolah. Namun tadi saat aku sudah sampai di rumahnya Ae, eomma nya Ae mengatakan bahwa Ae sudah berangkat sekolah daritadi. Jika Ae hanya berangkat seorang diri sih aku tak apa. Tapi ini, ternyata ia berangkat bersama Baro. Padahal sekolah Baro berbeda dengan sekolahku dan Ae. Mengetahui hal ini, hati ku berasa kesal sekali. Namun aku berusaha untuk menahan kekesalan tersebut.


Sesampainya di sekolah, aku langsung menghampiri Ae di kelasnya. Saat memasuki kelasnya, aku melihat Ae sedang asik mengobrol dengan beberapa temannya.


"Oppa?" kata Ae saat melihatku menghampirinya.


"Ae, bisa kita bicara sebentar?" tanyaku. Setelah itu aku langsung keluar kelas. Ae mengikutiku dari belakang.


"Waeyo oppa?" tanya Ae bingung.


"Tadi kamu berangkat sekolah sama siapa?"


"Sama Baro oppa. Oh ya, mian oppa. Aku lupa ngasih tau ke oppa kalau hari ini aku bakal diantar dan dijemput oleh Baro oppa. Pasti tadi oppa ngejemput aku kan di rumah? Aduuh, pabo banget aku ga ngasih tau oppa sebelumnya. Sekali lagi, mian ya pa..." Jelas Ae panjang lebar.


"Mwo? Kamu juga bakal dijemput oleh Baro?"


"Ne oppa. Waeyo?"


"Oh, gapapa kok saeng. Ya sudah ya, aku balik ke kelas dulu. Dah.." kataku sembari beranjak pergi meninggalkan Ae sendiri di depan kelasnya.


***


Saat sedang mengikuti pelajaran, aku berusaha untuk tetap fokus kepada rumus-rumus yang diajarkan oleh guru ku itu. Namun, bayangan akan Ae tetap tidak mau pergi dari otak ku. Ku alihkan pandanganku ke luar jendela, sembari menenangkan pikiranku yang kacau. Namun tiba-tiba.... Buk! Sebuah penghapus kayu menghantam kepalaku.


"Aw!" seruku kesakitan sambil ku elus kepalaku yang terhantam oleh penghapus kayu tersebut.


"Bang Min Soo, apa yang sedang kamu pikirkan? Kamu tidak memperhatikan ibu ya?!" teriak guruku.


"Hmm, mian bu." Jawabku. Guruku terdiam. Ia hanya menarik nafas panjang, kemudian ia melanjutkan mengajar lagi.


Fiuh, aku bernafas lega. Untung saja aku tidak disetrap lagi seperti kemarin-kemarin. Capek juga rasanya kalau harus berdiri dengan satu kaki selama sejam lebih. Ku alihkan lagi pandanganku ke arah jendela. Di bawah sana terlihat ada segerombolan siswa yang hendak berolah raga. Dan aku mengenali salah satu di antara mereka, yaitu Ae.


Aku terus memandangi Ae yang sedang mengikuti pelajaran olahraga tersebut. Namun tak lupa sesekali aku melihat ke arah guru ku agar tidak ada hapusan kayu yang melayang lagi ke arahku.


Saat aku sedang melihat Ae yang tengah berlari, tiba-tiba Ae terjatuh. Sontak aku pun kaget melihatnya.


"Ae!" teriak ku kaget. Spontan aku langsung berdiri, dan lari keluar kelas menuju ke tempat Ae berada. Sebetulnya aku tahu bahwa perbuatanku ini memang tidak pantas untuk dilakukan. Namun demi Ae, aku rela melakukan apa pun juga.


Saat sedang menuju lapangan, aku melihat beberapa temannya Ae memapahnya ke arah ruang UKS. Aku pun langsung membantu mereka. Sesampainya di ruang UKS, kami pun membaringkan tubuh Ae di atas kasur.


"Kalian balik saja. Biar aku yang menunggui Ae." Kataku kepada teman-temanya Ae.


"Ne oppa. Gomawo." Jawab mereka. Kemudian mereka pun langsung keluar, meninggalkanku dan Ae di dalam UKS.



Ku pandangi wajah Ae yang bercucuran keringat tersebut. Aku langsung mengeluarkan sapu tangan dari dalam saku celanaku untuk mengelap keringat Ae tersebut. Saat aku sedang mengelap keringatnya, Ae pun siuman.


"Oppa..." kata Ae lemah.


"Ae saeng, kamu sudah sadar?" tanyaku.


"Ne oppa. Kok oppa bisa ada di sini sih? Bukannya seharusnya oppa berada di dalam kelas ya?"


"Seharusnya sih begitu. Tapi tadi oppa ngeliat kamu jatuh pingsan. Jadi oppa langsung lari deh menghampiri kamu."


"Ya ampun oppa... Ya sudah, kalau begitu sekarang oppa balik ke kelas oppa saja gih."


"Nanti saja lah. Lagi pula, sudah mau bel ini." Dan benar. Tidak lama setelah aku berbicara seperti itu, bel tanda istirahat pun berbunyi.


"Tuh kan bener bel..." kataku kepada Ae. Ae hanya tertawa kecil.


Tiba-tiba seseorang masuk ke dalam UKS. Dia adalah salah satu chinguku.


"CAP, kamu disuruh ke ruang guru sekarang." katanya.


Ah, pasti masalah yang tadi aku tiba-tiba keluar begitu saja dari kelas deh. Malas, cuma masalah seperti ini saja kok sampai harus ke ruang guru segala sih? Keluhku dalam hati.



"Oppa, gih sana oppa ke ruang guru dulu sekarang." suruh Ae.


"Hmm, ya sudah deh. Oppa keluar bentar ya saeng." kataku sembari bangkit dari duduk ku. Ae hanya tersenyum. Aku pun langsung melangkahkan kaki ku ke arah ruang guru.


Benar seperti perkiraanku. Sesampainya di ruang guru, aku diceramahi oleh beberapa guru di sana. Aku hanya bisa diam terpaku mendengar ceramahan dari mereka. Sekitar 15 menit lebih aku berada di sana, akhirnya aku diizinkan untuk keluar juga. Setelah itu aku pun langsung menuju UKS untuk menemani Ae kembali.


Senang rasanya bisa berduaan seperti ini dengan Ae. Seandainya aku punya alat untuk menghentikan waktu, pasti aku akan menghentikan waktu di saat-saat seperti ini. Dimana aku bisa selalu dekat dengan Ae, orang yang ku sayangi.




Song Sang Ae POV


"Aboji, eomma, aku berangkat sekolah dulu yaa..." Pamitku sebelum berangkat sekolah kepada kedua orang tuaku.


"Ne, hati-hati ya sayang..." teriak eomma dari dapur. Setelah itu, aku langsung melangkahkan kaki ku ke pintu depan rumahku.


Saat aku membuka pintu depan, aku kaget melihat Baro yang tengah duduk di atas motornya.


"Oppa, oppa ngapain kesini?" tanyaku bingung.


"Aku sengaja ke sini untuk nganter kamu ke sekolah." jawabnya.


"Hajiman, sekolah kita kan beda oppa."


"Ne, tapi tak apalah. Demi kamu saeng. Hehe..." kata Baro sambil tertawa memperlihatkan gigi hamsternya yang lucu itu.


Baro pun kemudian langsung menyalakan motornya. "Ayo naik." katanya kepadaku.


Aku pun langsung naik ke atas motor Baro. Setelah itu, kami pun langsung berangkat menuju sekolahku.


Sesampainya di depan gerbang sekolah, Baro menurunkanku.


"Gomawo oppa sudah mau mengantarku ke sekolah." Kataku.


"Ne cheonma saeng. Oh ya, pulang sekolah aku jemput kamu lagi ya."


"Tidak usah repot-repot oppa. Aku bisa pulang sendiri kok."


"Ah sudahlah. Kan aku ini yang mau ngejemput kamu. Gimana? Kamu mau ya aku jemput."


"Hmm... Ya sudah deh iya oppa." jawabku sambil tersenyum.


"Yes! Ya sudah ya, dah saeng.. Sampai bertemu nanti sore yaa..."


"Ne oppa. Daah..." kataku sambil melambaikan tangan kepada Baro yang hendak ingin pergi lagi menuju ke sekolahnya. Setelah itu, aku pun langsung berjalan memasuki sekolah, menuju ke kelas ku.


Saat aku sedang asik mengobrol dengan teman-temanku, tiba-tiba CAP menghampiriku. Ia berkata bahwa ada yang mau ia tanyakan. Ternyata ia menanyakan dengan siapa aku pergi ke sekolah hari ini.


Ah ya, betapa pabo nya aku. Biasanya kan CAP oppa yang selalu menjemputuku sekolah. Aduuh, aku jadi tidak enak sama oppa. Tapi ya sudahlah. Namun entah mengapa, saat itu wajah CAP oppa beda sekali. Seakan-akan ada kekesalan yang ia sembunyikan. Tapi aku juga tidak tahu sih...


Jam pelajaran olahraga pun dimulai. Sekarang adalah pengambilan nilai untuk lari estafet. Entah mengapa, kepalaku tiba-tiba berasa sangat berat. Tapi aku berusaha untuk menghiraukan rasa sakit kepalaku ini.


Giliran lari ku pun tiba. Saat aku sedang berlari, pusing di kepalaku pun semakin menjadi. Perlahan-lahan pandanganku memudar, dan lama-lama semuanya menjadi gelap. Setelah itu, aku tidak tahu lagi apa yang terjadi kepadaku.


Saat aku sadar, ternyata aku sudah berada di ruang UKS. Dan aku juga melihat CAP oppa yang sedang mengelap keringat di wajahku. Saat melihat CAP melakukan hal seperti ini kepadaku, aku membayangkan jika saat ini yang berada di posisi CAP adalah Baro. Pasti aku akan merasa senang.......sekali.


Ah, Baro oppa, jeoneun dangsin-i geuliwoyo....


***


Bel pulang sekolah pun berbunyi. Aku pun langsung bergegas keluar kelas. Saat sedang berjalan menuju pintu gerbang sekolah, aku mendengar seperti ada seseorang yang berteeriak-teriak memanggilku. Ternyata itu adalah CAP oppa.


"Oppa, waeyo?" tanyaku.


"Gimana kondisi kamu? sudah enakan?" Tanyanya sembari ia mengatur nafas nya yang tersengal-sengal karena berlari mengejarku.


"Aku sudah baikan kok oppa. Gomawo ya pa sudah mau menungguiku tadi di UKS."


"Ne cheonma. Apa sih yang nggak untuk saeng ku tersayang? Hehehe..."


"Hahaha, oppa bisa aja." kataku.


Tak lama, Baro pun muncul untuk menjemputku.


"Annyeong... Hey CAP, how are you?" tanya Baro dengan berlagak layaknya orang bule.


"I'm fine, thanks. And you?" Jawab CAP.


"I'm fine too. Hey Ae, ayo kita pulang." kata Baro sembari memberiku sebuah helm untuk aku pakai nanti.


"Hmm, oppa. Aku pulang dulu ya." kataku kepada CAP.


"Ne. Hati-hati ya." Kata CAP.


"Ne oppa." Jawabku.


"CAP, duluan ya." Kata Baro. CAP oppa hanya tersenyum. Melihat senyum CAP, lagi-lagi aku merasa seperti ada suatu perasaan yang ia sembunyikan. Tapi aku tak tahu perasaan apa itu. Setelah itu, aku dan Baro pun langsung pergi meninggalkan sekolah.


"Kamu lapar tidak?" tanya Baro.


"Hmm, sedikit. Waeyo oppa?"


"Kita makan dulu yuk! Aku laper nih. Mau ga?"


"Boleh oppa." jawabku.


Kemudian, kami pun langsung mencari tempat makan yang pas untuk kami berdua. Setelah menemukan tempat makan yang pas, kami pun langsung turun dari motor, dan masuk ke dalam tempat makan tersebut.


Setelah memilih tempat duduk, akhirnya kami memesan makanan. Saat sedang menunggu makanan pesanan kami, Baro pun mengajak ngobrol aku. Awalnya kami hanya mengobrol biasa saja. Namun tiba-tiba, Baro mengatakan sesuatu yang membuatku kaget.


"Ae, sebenarnya ada yang ingin aku katakan ke kamu." kata Baro.


"Benarkah? Mwo oppa?" tanyaku penasaran.


"Hmm... Sebenarnya aku sudah suka sama kamu dari awal kita bertemu. So, would you be my girlfriend?" Tanya Baro oppa dengan muka yang serius.


Aku terdiam sejenak.


"Ne oppa, aku mau menjadi yeoja chingu mu." Jawabku. Aku langsung menundukan mukaku. Takut kalau Baro melihat muka merah ku ini.


Tiba-tiba Baro mengangkat pelan dagu ku. Kemudian, ia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku tak tau apa yang bakal ia lakukan. Aku hanya dapat memejamkan mataku.


Ku rasakan wajahnya semakin dekat ke arahku, dan........ Ia mendaratkan sebuah ciuman lembut di keningku. Mukaku yang sudah merah, menjadi lebih merah lagi karena tingkah Baro yang barusan itu.


"Ae, ada apa dengan wajahmu? Merah gitu. Seperti badut saja kamu. Lucu. Hahahaha..."


"Oppa, apaan sih???" kataku. Aku hanya bisa menunduk malu.


Tak lama, makanan yang kami pesan pun datang. Aku dan Baro oppa pun langsung menyantap makanan tersebut. Pastinya diselingi oleh obrolan yang penuh akan canda dan tawa.


Saranghaeyo nae namja chingu, Baro....

Senin, 22 Agustus 2011

Story About My Love (Part 3)




Author : Loyalitasya Bela Prasiwi
Genre : Romance, Friendship
Main Cast:
1. Cha Sun Woo a.k.a Baro B1A4
2. Bang Min Soo a.k.a CAP Teen Top
3. Song Sang Ae a.k.a Author


Annyeomg... ^^ hello hello *joged ala Hello Shinee*
Sekarang FF SAML udah sampai di Part 3 lho... Karena part ini ada bagian Baro nya, jadi aku kasih pikunya Baro tuh. Manis yaa...?? hihihi :D
Oke, silahkan dibaca ya chingudeul ^^



Cha Sun Woo POV

Namaku adalah Cha Sun Woo. Namun aku biasa dipanggil Baro. Aku adalah seorang namja yang hidup di dalam keluarga yang sederhana. Aku sangat menyukai basket. Aku tipe orang yang periang.

Aku mempunyai seorang chingu yang sangat baik kepadaku. Namanya adalah Bang Min Soo, atau biasa dipanggil CAP. Kami mempunyai banyak kesamaan. Dari mulai menyukai bidang olahraga basket, ahli dalam bidang rapper, dan tahun lahir kamipun sama. Walaupun CAP berasal dari keluarga yang mapan, namun ia sangat baik kepadaku. Ia tidak pernah membeda-bedakan temannya.

Suatu hari, saat aku sedang duduk santai di pinggiran lapangan basket tempat biasa aku latihan basket, aku melihat CAP datang sambil menggandeng seorang yeoja. Siapa yeoja itu? Tanyaku dalam hati.

Saat CAP sampai di tempatku, ia pun langsung memperkenalkan yeoja itu kepadaku. Ternyata yeoja itu adalah Song Sang Ae, teman kecilnya CAP. Menurutku, Ae adalah seorang yeoja yang manis. Memang, paras wajah Ae tidak secantik yeoja lainnya. Namun seperti kataku tadi, Ae adalah yeoja yang manis.

Setelah CAP memperkenalkan ku dengan Ae, ia pun langsung berjalan menuju lapangan basket untuk memulai latihannya. Sedangkan aku, aku asyik mengobrol dengan Ae. Dan ternyata selain manis, Ae juga seorang yeoja yang baik. Lucu pula.

Entah mengapa selama mengobrol dengan Ae ini, aku merasa sangat senang. Melihat senyumnya yang manis, membuatku merasa seperti ada seorang bidadari yang tersenyum ke arahku. Apa ini yang dinamakan sebagai cinta pada pandangan pertama? Ah entahlah. Aku tidak mau memikirkan itu dulu. Toh aku dan Ae juga baru kenal sekarang ini.

Saat sedang asyik mengobrol dengan Ae, tiba-tiba terdengar suara ribut-ribut di tengah lapangan basket. Ternyata CAP pingsan. Melihat hal itu, Ae langsung berlari menghampiri CAP. Lalu, aku dan beberapa temanku membawa CAP ke pinggir lapangan basket.

Aku melihat wajah Ae yang tadinya ceria, seketika berubah menjadi wajah seseorang yang panik. Sangat panik lebih tepatnya. Ia mengguncang-guncangkan bahu CAP untuk membangunkannya. Melihat Ae yang sangat mengkhawatirkan CAP itu, tiba-tiba timbul rasa cemburu di dalam hatiku. Namun, aku berusaha untuk mmenyembunyikannya.

Tak lama, CAP pun akhirnya tersadar dari pingsannya. Ae terlihat sangat senang melihat hal itu. Ae pun langsung memeluk CAP. Seketika, perasaan kesal pun merasuki hatiku di saat aku menyaksikan peristiwa tersebut.

Setelah itu, aku, CAP, dan Ae pun mengobrol bersama. Tiba-tiba HP Ae berdering. Ternyata itu adalah telpon dari eomma nya yang menyuruhnya untuk pulang. Tadinya ia mau pulang sendiri, namun aku menawarkan untuk mengantarnya pulang. Tak ku sangka, Ae menerima tawaranku itu. Betapa senangnya aku. Setelah itu, kami pun langsung keluar menuju parkiran motor.

"Aku kan masih tidak tau dimana rumahmu, jadi nanti tunjukan ke aku ya jalan menuju rumahmu." kataku kepada Ae sambil aku menggas motorku.

"Ne oppa." jawab Ae.

Selama dalam perjalanan pulang, aku sering kali melihat ke arah kaca spion motor ku. Bukan melihat ada mobil di belakangku atau tidak, tapi untuk melihat wajah manis Ae. Saat melihat wajahnya di kaca spion motorku, aku menjadi senyum-senyum sendiri. Seperti orang gila saja aku ini. Haha.. Pikirku dalam hati.

Sekitar 20 menit, akhirnya kami sampai di rumah Ae. Dari yang kulihat, aku dapat menyimpulkan bahwa Ae berasal dari keluarga yang sederhana juga, sama sepertiku. Ae pun langsung turun dari motorku.

"Oppa, gomawo ya sudah mengantarku pulang. Oh ya, oppa mau mampir dulu ga nih ke rumahku?" kata Ae.

"Hmm, gomawo saeng. Tapi lain kali saja ya. Aku mesti bantuin eomma dulu." kataku.

"Bantuin apa oppa?" tanya Ae.

"Bantuin berjualan di toko roti milik keluarga kami." jawabku sambil tersenyum.

"Mwo? Oppa punya toko roti?"

"Haha, iya saeng. Toko roti kecil-kecilan lah. Hehe..." kataku sambil menggaruk-garuk rambut hitamku.

"Waah... Kalo gitu oppa bisa dong ajarin aku bikin roti?" tanyanya.

"Why not? Kamu tinggal kasih tau aja kapan kamu mau belajar bikin roti. Nanti aku langsung jemput kamu. Oh ya, aku minta nomer HP mu ya saeng. Boleh kan?" kataku.

"Boleh kok oppa. Mana HP nya oppa? Biar aku yang nulis sendiri aja nomerku." kata Ae.

Aku pun langsung memberikan HP ku kepadanya. Setelah menuliskan nomor telponnya, ia pun langsung memberikan HP ku kepadaku. Setelah aku menerima HP ku, aku langsung mencoba menghubunginya. Setelah tersambung, aku langsung mematikan telpon ku tersebut.

"Itu nomerku. Di save ya saeng. Ya sudah, aku pulang dulu ya saeng." pamitku.

"Ne oppa. Sekali lagi gomawo ya oppa sudah mau mengantarkanku pulang."

"Ne cheonma saeng." kataku.

Setelah itu, aku pun langsung pulang ke rumahku. Sesampainya di rumah, aku pun langsung memarkirkan motorku. Saat aku sedang memarkirkan motor, tiba-tiba eomma memanggilku.

"Baro, darimana saja kamu? Eomma udah nunggu kamu daritadi." kata eomma.

"Ah, mianhe eomma. Tadi aku nganterin temanku pulang dulu." jawabku.

"Ya sudah, ayo sekarang kamu bantu eomma jualan di toko. Mumpung pelanggan lagi ramai ini." kata eomma sembari berjalan ke arah toko.

"Ne eomma." kataku sembari mengikuti eomma ku dari belakang.

Berkenalan dengan seorang yeoja yang manis, toko ramai, ah senangnya aku hari ini. Kataku
dalam hati mensyukuri apa yang sudah aku dapatkan hari ini.


***


Song Sang Ae POV


Hari ini aku sangat senaaaaannngg...... sekali. Karena hari ini aku mendapat kenalan baru. Baro oppa namanya. Namun, aku sempat sedih tadi saat CAP oppa pingsan. Tapi untungnya dia tidak kenapa-kenapa.


Kembali ke Baro oppa. Menurutku, Baro oppa adalah seorang namja yang sangaaaattt.... manis. Selain manis, ia juga asyik untuk diajak ngobrol. Selain itu, ia juga baik sekali sama aku. Buktinya saja, dia mau mengantarku pulang.


Saat sedang asyik memikirkan betapa bahagianya aku hari ini, tiba-tiba saja HP ku berdering. Ternyata itu adalah telpon dari CAP oppa.


"Annyeong oppa..." Jawabku.


"Annyeong. Kamu sudah sampai di rumah kan saeng?" tanya CAP.


"Ne oppa. Aku sudah di rumah kok sekarang. Oppa sendiri udah pulang belum?"


"Owh.. Bagus lah. Aku juga sudah pulang kok saeng."


"Hmm.. Ya sudah, oppa sekarang istirahat aja ya. Dah oppa..." kataku mengakhiri telpon tersebut.


Setelah itu, aku pun langsung menuju dapur untuk mempersiapkan hidangan untuk makan malam nanti. Saat sedang memasak, aku mendengar seperti seseorang mengetuk pintu depan rumahku. Ternyata itu adalah Baro oppa.


"Oppa, oppa ngapain kesini? Tadi katanya mau bantuin eomma nya jaga toko?" tanyaku kepada Baro.


"Tadi aku udah bantuin eomma. Sekarang aku bawa ini buat kamu." kata Baro sambil memberiku sebuah kantong plastik hitam.


"Apa ini oppa?" tanyaku bingung.


"Itu makanan untuk kamu makan malam. Eomma mu lagi pergi kan? Jadi aku belikan itu untuk makan malammu." jelas Baro.


"Wah oppa, gamsahamnida. Tapi aku baru aja masak untuk aku makan malam." kataku.


"Wah, enak ga tuh masakannya? Jangan-jangan nanti kalau dimakan, bisa bikin sakit perut lagi." Kata Baro sambil tertawa kecil.


"Ih oppa.... Enak tauk masakanku. Oppa coba aja." Kataku.


"Ya sudah, kalau begitu aku boleh ya numpang makan malam disini?" tanya Baro.


"Hmmm... Ne oppa." jawabku.


"Ya sudah, cepat dilanjutkan lagi masaknya. Nanti gosong lho..."


"Hahaha, ya oppa." kataku sambil kembali ke dapur untuk memasak.


Saat masakanku sudah siap, aku langsung membawanya ke meja makan. Ternyata disana sudah ada Baro oppa.


"Mana nih makanannya? Udah laper nih." katanya.


"Sabar oppa. Nih, makanannya sudah siap." kataku.


"Asiiikk.... Aku makan ya. Selamat makannn...." Kata Baro. Ia pun langsung memakan masakanku tersebut.


"Gimana oppa, enak kan?" tanyaku.


"Hmm... Kurang nih."


"Kurang apa oppa?"


"Kurang banyak. Hahaha.." kata Baro.


"Ish oppa." kataku sambil memasukan santapanku ke dalam mulutku.


"Saeng..." kata Baro. Wajahnya mulai mendekatiku.


"Wa wa waeyo oppa?" tanyaku bingung melihat tingkahnya itu. Ya ampun, apa yang akan ia lakukan? Apa ia akan menciumku? Haaaaa..... >.<


Tangannya mulai menyentuh bibirku. "Ada nasi nih di mulutmu." katanya sembari mengambil sebutir nasi yang menempel di mulutku itu.


"Oh.. Ne oppa udah dikasih tahu." kataku. Tanpa sadar, ternyata mukaku berubah menjadi berwarna merah.


"Saeng, mukamu kenapa merah gitu?" tanya Baro.


"Ah, masa sih oppa? Mukaku nggak kenapa-kenapa kok pa." kataku berusaha menyembunyikan rasa malu ku itu.


"Ne saeng, mukamu jadi merah gitu." kata Baro.


"Ah, ya sudahlah oppa, tidak usah dibahas lagi. Aku sudah selesai nih makannya. Oppa sudah selesai belum?" kataku mengalihkan pembicaraan.


"Ah ya, aku juga sudah selesai saeng." kata Baro sambil meletakkan piringnya diatas piringku.


Aku pun langsung membawa semua piring dan gelas kotor ke dapur untuk aku cuci. Seusai mencuci piring, aku pun kembali ke tempat Baro oppa berada.


"Saeng, aku pulang dulu ya. Sudah malam ini." kata Baro pamit pulang.


"Ah ne oppa. Gamsahamnida ya pa." kataku.


"Ne cheonnma saeng." jawabnya. Aku pun langsung mengantarkan Baro ke pintu depan.


Setelah itu, Baro pun langsung menggas motornya, dan pergi pulang ke rumahnya. Aku pun langsung menutup pintu depan kembali. Setelah itu, aku ke kamar untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guruku.


Namun, aku tidak konsen mengerjakannya. Karena yang ada di dalam otak ku saat ini hanyalah Baro oppa. Ah, senang sekali rasanya tadi bisa makan malam bersama Baro oppa. Oppa, sepertinya aku mulai menyukaimu. Baro oppa, saranghae....


***


Cha Sun Woo POV


Jam menunjukan pukul 18.15. Jam segini biasanya jam nya untuk makan malam. Terlintas di pikiranku mengenai Ae yang sedang sendiri di rumah. Ae sudah makan belum ya? Kan eomma nya lagi pergi. Kataku dalam hati. Aku pun langsung berinisiatif untuk ke rumahnya, dan membawakannya makanan untuk makan malam.


"Eomma, aku boleh izin ke rumah teman tidak?" tanyaku kepada eomma.


"Boleh. Tapi jangan lama-lama ya."


"Ne eomma." Kataku sambil mencium pipi eomma ku. "Aku pergi ya ma, dah eomma." pamitku.


"Hati-hati ya kamu." pesan eomma.


"Ne eomma. Dah..." kataku. Setelah itu aku pun langsung pergi mencari sebuah toko untuk membeli makan malam untuk Ae.


Setelah mendapatkan makanan untuk Ae, aku pun langsung memacu motorku ke arah rumah Ae. Sesampainya disana, aku pun langsung mengetuk pintu rumahnya. Tak lama, Ae pun langsung membukakan pintu depan rumahnya tersebut.


Aku pun menjelaskan kepadanya mengapa aku datang malam-malam begini ke rumahnya. Ternyata, Ae sudah memasak makan malam. Dan akhirnya aku pun menumpang makan malam disana.


Saat sedang makan malam, aku melihat ada nasi yang menempel di pinggir mulut Ae. Aku pun langsung mendekatkan wajahku ke arahnya, untuk mengambil sebutir nasi tersebut. Entah mengapa, wajah Ae berubah menjadi merah padam. Aku tidak tahu mengapa wajahnya bisa seperti itu.


Sesudah makan malam, aku pun langsung pamit pulang. Hari ini benar-benar hari yang indah. Senang sekali aku rasanya bisa makan malam bersama Ae. Ah, andai kebersamaanku ini dengan Ae bisa bertahan lama. Pastinya aku akan benar-benar menjadi namja yang paling bahagia di dunia ini.


Ae, sepertinya aku mulai menyukaimu. Ae, saranghae....

Sabtu, 20 Agustus 2011

Story About My Love (Part 2)


Author : Loyalitasya Bela Prasiwi
Genre : Romance, Friendship
Main Cast :
1. Cha Sun Woo a.k.a Baro B1A4
2. Bang Min Soo a.k.a CAP Teen Top
3. Song Sang Ae a.k.a author

Annyeong... ^^ kemaren itu Part 1 nya dari ff SAML, nah sekarang aku ngepost yang Part 2 nya.
Karena ada permintaan untuk tiap part nya diperpanjang, sekarang aku mencoba untuk memperpanjang bagian di Part 2 ini.
Oh ya, karena Part 2 ini adalah bagiannya CAP, jadi aku kasih piku nya CAP. Keren ya? hihihi >.<
Oke, silahkan membaca.... :D
Hope you like this chingu ^.^


Bang Min Soo POV

Bang Min Soo adalah nama asliku. Namun orang-orang pada memanggilku dengn nama CAP. Aku adalah seorang namja yang bisa dikatakan beruntung. Mempunyai wajah yang keren, jago di bidang olahraga, dan orang tua ku adalah seorang pengusaha terkenal di Korea. Pasti kalian bisa mengerti bagaimana keadaan ekonomi keluarga ku.

Namun di satu sisi, aku suka merasa sedih. Karena teman-teman ku mau bermain bersamaku hanya karena faktor ekonomi aku saja. Tapi tidak semuanya seperti itu. Aku mempunyai seorang teman yang bernama Song Sang Ae. Ae adalah seorang yeoja yang hidup di dalam keluarga sederhana. Ia adalah temanku dari kecil. Aku senang berteman dengannya, karena ia berbeda dari yang lain.

Hari ini adalah jadwal ku untuk latihan basket. Malas rasanya jika datang ke tempat itu hanya seorang diri. Akhirnya ku putuskan untuk mengajak Ae. Aku pun langsung mengambil HP ku untuk menghubungi Ae.

"Ae, kamu mau nemenin aku pergi ga? Aku mau latihan basket dulu nih." tanyaku kepada Ae.

"Hmm... Boleh." Jawab Ae.

"Kalau begitu sebentar lagi aku jemput kamu ya." kataku.

"Ne oppa." Kata Ae.

Setelah menutup telpon ku, aku pun langsung bergegas menuju parkiran rumahku. Ku nyalakan motor sport ku. Setelah itu, aku pacu motorku itu ke arah rumahnya Ae.

Sesampainya disana, aku sudah melihat Ae berdiri menungguku di depan rumahnya. Melihat ku sudah sampai, Ae pun langsung berjalan ke arahku.

"Sudah siap?" tanyaku.

"Ne." Jawab Ae. Kemudian ia langsung naik ke atas motor ku, duduk dengan berpegangan kepadaku. Lalu aku pun langsung memacu motor ku lagi ke arah tempat latihan basket ku.

Sesampainya di sana, Ae turun dari motor, sedangkan aku masih mencari tempat yang pas untuk aku parkirkan motor ku ini. Setelah aku memarkirkan motorku, aku pun langsung berjalan ke arah Ae, dan menggandengnya masuk ke dalam tempat latihan basket ku itu.

Terlihat dari wajahnya, sepertinya ia sedikit nervous masuk ke dalam sini. Mungkin karena disini tidak ada satu orang pun selain aku yang dia kenal. Dan ternyata perkiraan ku itu benar. Ae sempat meminta untuk pulang, tapi aku melarangnya. Karena aku masih ingin bersamanya.

Oleh karena itu, aku memperkenalkannya dengan Baro. Baro adalah teman ku di tempat latihan ini. Kami sama-sama lahir pada tahun 1992, beda 2 tahun dengan Ae yang lahir pada tahun 1994.

Setelah mengadakan sesi perkenalan, aku pun langsung memulai latihan ku. Sesekali aku melihat ke arah Ae yang sedang asyik bercengkrama dengan Baro. Senyuman Ae yang manis itu membuat ku menjadi ingin tersenyum sendiri.

Hei CAP, apa yang kamu pikirkan? Dia itu adalah teman mu. Teman baik mu dari kecil. Ayo CAP, konsentrasi latihan nya. Ayooo...!! Kataku pada diriku sendiri.

Aku pun langsung berkonsentrasi lagi kepada benda bulat yang sedang kumainkan ini. Namun, pandangan ku ke arah Ae tidak bisa ku hentikan.

Melihat Ae yang sedang asyik mengobrol dengan Baro, membuat hatiku terasa panas. Seperti ada perasaan sesak di dalam hati ini.

"Hai CAP, awas!!" teriak salah satu temanku.

Telat. Aku tidak melihat bahwa ada benda bulat yang disebut bola datang dan menimpa kepalaku. Saat itu juga aku terjatuh. Perlahan-lahan pandanganku memudar, dan kemudian hilang. Semuanya menjadi gelap.

"Oppa, bangun oppa! Bangun!" kata seorang yeoja kepadaku.

Perlahan-lahan aku mulai membuka mataku. Aku melihat Ae sedang duduk di sampingku. Tangannya menggoncang-goncangkan bahu ku untuk membangunkan ku. Sangat terlihat jelas di wajahnya, kalau ia sangat mengkhawatirkan ku.

"Ae..." kataku pelan.

"Oppa... Akhirnya oppa sadar juga." kata Ae. Ia pun langsung memelukku erat, seolah-olah ia tidak mau kehilanganku.

Ingin aku membalas pelukannya, namun badan ini masih lemah untuk digerakkan. Akhirnya Ae melepaskan pelukkannya. Ia membantuku untuk duduk.

"CAP, tumben banget kamu seperti ini. Ada apa sih?" tanya Baro yang ada di samping Ae.

"Ah, tidak ada apa-apa kok." kataku berusaha meyakinkannya.

"Oh..." kata Baro.

"Oppa, lebih baik sekarang oppa pulang saja. Aku rasa oppa lagi ga enak badan. Makanya oppa seperti ini." kata Ae.

"Tidak. Aku tidak kenapa-kenapa kok. Aku baik-baik aja saeng..." kataku sambil mengacak-acak rambut hitamnya Ae.

Tiba-tiba terdengar suara dering HP. Ternyata suara itu datang dari HP nya Ae.

"Annyeong... Hmm, oppa. Sebentar ya. Telpon dari eomma." kata Ae.

Aku hanya menganggukan pelan kepalaku. Ae pun langsung berdiri, dan berjalan agak menjauhi aku dan Baro untuk mengangkat telpon dari eomma nya tersebut.

"Hmm CAP, Ae itu temanmu dari kecil ya?" Tanya Baro sambil melihat ke arah Ae yang sedang menelpon.

"Ne. Dia temanku dari kecil. Waeyo? tanyaku ke Baro.

"Manis juga ya. Lucu pula." kata Baro yang daritadi tidak mempalingkan pandangannya dari arah Ae.

"Oh, kalau yang itu sih sudah pasti. Selain itu, dia juga baik. Perhatian pula." jelasku.

Setelah menutup telpon dari eomma nya, Ae pun langsung berjalan menghampiri ku dan Baro.

"Waeyo saeng? Eomma bilang apa?" tanyaku ke Ae.

"Eomma minta aku untuk pulang. Aku disuruh jaga rumah karena orang rumah lagi pada pergi." jelas Ae sembari duduk diantara aku dan Baro.

"Ya sudah, kalau begitu aku antar ya." kataku.

"Nggak usah oppa. Oppa kan masih baru sadar dari pingsan. Aku pulang sendiri aja. Gapapa kok oppa. Lagipula, oppa sebaiknya langsung pulang aja ke rumah ya. Istirahat yang banyak." kata Ae yang menolak tawaranku untuk mengantarnya pulang.

"Ya sudah, kalau begitu aku yang antar kamu aja ya. Gimana?" kata Baro.

Mendengar tawaran dari Baro, sepertinya Ae agak kaget. Tidak usah Ae. Aku saja kaget mendengarnya. Karena Baro jarang sekali bisa langsung akrab seperti ini dengan orang lain yang ia baru saja kenal.

"Gomawo oppa tawarannya. Tapi aku bisa pulang sendiri kok." kata Ae.

"Ah sudahlah. Seorang yeoja tidak baik kalau berkeliaran di luar seorang diri. Ya kan CAP?" tanya Baro sambil memukul pelan bahu ku.

"Hm, ne." jawabku dengan senyum yang kupaksakan.

"Hmm... Ya sudah. Kalau begitu aku mau diantar pulang sama Baro oppa." kata Ae.

Kaget aku mendengarnya. Lebih tepatnya lagi kesal aku mendengarnya. Kenapa sih Ae mesti mau diantar oleh Baro??? Tapi ya sudahlah. Ini semua juga gara-gara aku. Kalau saja aku serius tadi latihannya, pasti tidak akan seperti ini jadinya.

"Oke! Ayo kita berangkat..." kata Baro sembari bangun dari duduknya. "Ayo Ae, kita pulang...." lanjutnya dengan semangat.

"Hihi, ne Baro oppa." kata Ae kepada Baro. "Oppa, aku pulang dulu ya." pamit Ae kepadaku.

"Ne. Hati-hati ya kamu." kataku.

"Ne oppa." Kata Ae sembari memberikan senyum manisnya kepadaku. Aku pun membalas senyumannya itu.

Setelah itu, mereka pun langsung berjalan keluar dari tempat latihan ini. Aku hanya bisa melihat mereka jalan berdua menjauh dari aku.

Tiba-tiba hatiku terasa sesak saat melihat Ae dan Baro jalan berdua. Perasaan apa ini? Mengapa tidak enak sama sekali perasaan ini? Apa jangan-jangan, aku mulai menyukai Ae? Ah, entahlah. Aku tak tau. Tapi yang pasti untuk saat ini, aku hanya bisa membiarkan perasaan ini memenuhi hatiku, tanpa bisa untuk ku mencegahnya.

Story About My Love (Part 1)




Author : Loyalitasya Bela Prasiwi




Genre : Romance, Friendship




Main Cast :


1. Cha Sun Woo a.k.a Baro B1A4



2. Bang Min Soo a.k.a CAP Teen Top



3. Song Sang Ae a.k.a author






Annyeong KPOPer... Tasya imnida. Ini kali pertama aku ngebuat ff. So, mohon maaf ya kalo ff ini jelek dan tidak berkenan di hati kalian... >.<


oke, lets we start! ^^






SANG AE POV



Aku adalah seorang gadis SMA biasa, yang hidup di keluarga yang biasa pula. Namun, aku mempunyai teman dekat yang merupakan maskot di sekolahku. Namanya Bang Min Soo, atau biasa dipanggil CAP.


CAP merupakan cowo keren, tinggi, jago di bidang olahraga, dan merupakan seorang teman yang sangat perhatian kepada temannya. Aku dan CAP oppa sudah berteman dari kecil. Oleh karena itu, aku sudah menganggapnya layaknya oppa kandungku sendiri.


Tiba-tiba HP ku berdering. Ku lihat layar HP ku. Ternyata CAP yang menelpon. Aku pun segera mengangkat telepon tersebut.


"Annyeong..." kataku.


"Annyeong. Ae, kamu lagi dimana?" tanya CAP.


"Aku lagi di rumah aja. Waeyo oppa?"


"Kamu mau temenin aku jalan ga? Aku mau latihan basket dulu nih."


"Hmm... Boleh." jawabku.


"Ya sudah, kalau begitu sebentar lagi aku jemput kamu ya." kata CAP.


"Ne." jaawabku.


Click. Telpon pun ditutup. Aku langsung membuka lemariku, mencari pakaian apa yang akan aku pakai untuk menemani CAP latihan basket nanti. Akhirnya aku memutuskan untuk menggunakan T-Shirt pink dan celana jeans selutut.


Tak lama, CAP pun datang menjemputku. "Sudah siap?" tanyanya.


"Ne." jawabku. Aku pun langsung naik ke atas motor yang ia kendarai itu. Setelah itu, ia pun langsung memacu motornya ke tempat latihan basketnya.


Sekitar 20 menit, aku dan CAP pun akhirnya sampai di tempat tujuan. Aku pun langsung turun dari motornya. Setelah ia memakirkan motornya, ia pun langsung mengajak ku masuk ke dalam tempat latihan basketnya itu.


Saat masuk, aku agak nervous. Karena aku tidak mengenal siapapun disini. Hanya CAP lah yang aku kenal. Aku menggenggam tangan CAP.


"Waeyo?" tanya CAP yang mengetahui kenervousan ku itu.


"Aku pulang aja ya oppa. Aku ga kenal sama semua yang ada disini." kataku.


"Jangan. Sini aku kenalin sama temanku." katanya sambil menggandengku ke arah salah satu namja yang sedang duduk bersantai di pinggiran lapangan basket.


"Hai Baro!" sapa CAP kepada namja itu.


"Hai CAP!" sapa namja yang dipanggil Baro itu. "Yeoja ini siapa?" tanya orang itu.


"Oh, ini temanku. Ae, kenalkan ini Baro." kata CAP kepadaku.


"Annyeong, Cha Sun Woo imnida. Tapi panggil aku Baro aja ya.. Chingu?" kata Baro sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman denganku.


"Annyeong, Song Sang Ae imnida." kataku sambil menyambut uluran tangan Baro tersebut.


"Nah, sekarang aku mau latihan dulu. Baro, tolong jaga dongsaeng ku ini ya." Kata CAP sembari berjalan ke arah lapangan.


"Mueo? Dongsaeng? Sejak kapan CAP punya yo dongsaeng?" tanya Baro bingung.


"Hahahaha.. Aku dan CAP oppa itu sudah berteman dari kecil. Jadi, kita sudah seperti oppa dan yo dongsaeng kandung saja." kataku memperjelas.


"Oh... Hahaha, bisa saja kalian itu." kata Baro sambil tertawa.


Melihat tawa dan senyumnya Baro, entah mengapa aku merasakan ada perasaan berdebar-debar di hatiku. Perasaan apa ini? Aku tidak mengerti. Hah, ya sudah lah. Mungkin perasaan ini cuma datang saat ini saja, dan akan menghilang setelah aku pulang dari tempat ini. Kataku dalam hati untuk menenangkan perasaan ku ini.....







to be continue.....

Jumat, 19 Agustus 2011

LOVE

Cinta adalah sebuah misteri.




Kita tidak pernah tahu kapan, dimana, dan dengan siapa kita akan jatuh cinta.





Bisa saja teman atau musuh kita yang nantinya bakal menjadi cinta sejati kita.



Cinta tidak butuh kata-kata.



Cinta membutuhkan bukti.



Bukti bahwa kita mencintainya, begitu pula sebaliknya.






Cinta tidak pernah mengenal siapa dan bagaimana orang itu.



Karena cinta tidak melihat fisik.



Karena yang dilihat cinta hanyalah HATI.










by: Loyalitasya Bela P.

Rasa Ini






Mungkin salah bagiku untuk menyimpan persasaan ini.


Perasaan yang seharusnya tidak aku miliki.


Aku menyukaimu, sangat menyukaimu.


Namun ku tahu, kau sudah ada yang punya.


Namun, bolehkah aku tetap menyimpan rasa ini?







Aku tau kau mungkin tidak akan pernah tahu tentang perasaan ku ini.


Namun percayalah, bahwa cintaku ini tulus hanya untukmu.





I LOVE YOU :'(