2. Kim Chan Mi a.k.a Chanmi
3. Ahn
Jaehyo a.k.a Jaehyo
Genre: Romance
Author: Loyalitasya Bela Prasiwi
Author: Loyalitasya Bela Prasiwi
Chanmi
POV
“Kamu kenapa
sayang?” Tanya Jaehyo kepadaku.
“Anniya oppa,
aku hanya sedikit pusing aja.” Jawabku sambil memegang kepalaku.
“Jinjja?” kata
Jaehyo sambil memelukku erat.
“Hmmp, ne oppa.
Aku ga kenapa-kenapa kok. Aduuh, jangan erat-erat oppa meluknya. Aku susah
napas ini.”
“Hahaha,
mianhae chagiya.” Jaehyo pun melonggarkan pelukannya.
Ahn Jaehyo, dia
adalah seniorku di kampus dan juga sekaligus namja chinguku. Jaaehyo, seorang
pemuda tampan yang tinggi, putih, bersuara bagus, bisa dibilang dia adalah
sosok namja yang perfect. Dia juga adalah seseorang yang sangat baik. Dia
selalu memperhatikanku, menemaniku dan siap untuk membantuku.
Namun jika
harus membicarakan soal perasaanku ke dia, jujur saja bahwa aku tidak teralu
menyayanginya, apalagi mencintainya. Entah mengapa walau aku selalu mencoba
untuk menyayangi dan mencitainya, tetapi aku tetap tidak bisa. Karena sebenarnya
yang ada di hatiku hanyalah Son Dongwoon.
Dongwoon adalah
teman sekelasku di kampus. Dia anaknya periang, lucu, baik, namun tetap sukar
bagiku untuk mendekatinya. Aku hanya bisa memperhatikannya dari jauh.
Melihatnya tersenyum dan tertawa saat sedang bercanda bersama teman-temannya,
hal itu sudah dapat membuatku ikutan tersenyum pula.
“Chagi, ada
apa? Kenapa kok kamu bengong?” Tanya Jaehyo kepadaku.
“Ah, anni oppa.
Hmm, oppa. Kita pulang yuk. Sudah sore.” Jawabku.
“Oke, ayo kita
pulang.” Kata Jaehyo sambil memakai tas gembloknya. Aku dan Jaehyo pun langsung
berjalan ke arah parkiran motor.
Saat sedang
menunggu Jaehyo menghidupkan motornya, aku melihat Dongwoon sedang bercengkrama
dengan temannya. Lalu tiba-tiba ia melihat ke arahku. Sontak aku langsung
tersenyum padanya. Dan dia pun membalas senyumku. Aih, sungguh senang rasanya
disenyumi oleh Dongwoon.
“Chagiya, ayo
naik.” Kata Jaehyo sambil menyuruhku naik ke motornya. Sekilas aku melihat
kembali ke arah Dongwoon. Dan ternyata Dongwoon telah kembali mengobrol bersama
temannya.
“Chagiya..”
Panggil Jaehyo lagi.
“Ah, iya oppa.
Ayo kita pulang.” Kataku sambil naik ke atas motor. Lalu Jaehyo pun segera
memacu motornya dan mengantarku pulang.
****
“Chanmi, ada
apa?” Tanya eonni ku saat melihat aku sedang duduk termenung di sofa ruang
TV.
“Anniya eonni,
aku hanya bingung.” Jawabku.
“Waeyo? Sini,
cerita sama eonni.” Kata eonni ku sambil duduk di sebelahku. Aku pun langsung
menceritakan ke eonni tentang bagaimana perasaanku ke Jaehyo dan juga ke
Dongwoon.
“Jadi, yang
sebetulnya kamu sukai itu adalah Dongwoon?” Tanya eonni. Aku hanya mengangguk
pelan. “Kalau saran dari aku sih, lebih baik kamu ungkapkan perasaanmu itu ke
Jaehyo dan juga Dongwoon. Kalau terus-terusan seperti ini, kasian di Jaehyo
nya. Dan siapa tahu ternyata Dongwoon juga menyukaimu.” Jelas eonni.
Mataku
terbelalak saat mendengar kata-kata eonni ku tersebut. “Mwo? Dongwoon
menyukaiku? Mana mungkin eon. Aku sama dia aja nggak pernah mengobrol. Mana
bisa dia juga menyukaiku.” Kataku sambil menghela napas.
Eonni hanya
mengelus rambutku dan tersenyum. “Ikuti kata hatimu, karena kata hati tidak
mungkin dapat berbohong.” Kata eonni sambil pergi meninggalkanku.
Aku hanya terdiam mendengar saran
dari eonni ku tersebut.
“Eon, aku pergi keluar dulu ya.” Kataku sambil berjalan ke arah pintu rumahku. Dan aku pun berjalan ke sebuah taman, tempat dimana aku selalu memikirkan apa yang harus aku lakukan jika aku sedang ada masalah.
“Eon, aku pergi keluar dulu ya.” Kataku sambil berjalan ke arah pintu rumahku. Dan aku pun berjalan ke sebuah taman, tempat dimana aku selalu memikirkan apa yang harus aku lakukan jika aku sedang ada masalah.
Dongwoon
POV
“Yaah, hyung
sih ga bener ngelempar bolanya.” Kata sepupuku yang sedang bermain bola basket
bersamaku di taman dekat rumahnya.
“Kamu saja yang
ga bisa nangkep bolanya.” Kataku sambil mengacak-acak rambut sepupuku
tersebut. Dia hanyar menyengir memamerkan sederetan giginya yang rapi.
Aku pun segera
mengambil bola yang terlempar agak jauh dari tempat aku dan sepupuku berada.
Bola itu bergulir ke arah seorang yeoja yang sedang duduk termenung di bangku
taman.
“Annyeong..”
Sapaku kepada yeoja itu. Tapi ia tidak menggubris sapaanku tersebut.
“Annyeong..”
Kataku lagi sambil menepuk pelan bahunya.
“Ah, annyeong.”
Kata yeoja itu. “Dongwoon?” Lanjutnya.
“Kamu… Teman
sekelasku kan?” tanyaku kepadanya. Yeoja itu hanya mengangguk sambil tersenyum
simpul. “Hmm, namanya siapa ya?” Lanjutku sambil mengulurkan tanganku untuk
mengajaknya berkenalan.
“Cahnmi, Kim Chanmi.” Jawabnya sambil menjabat tanganku. “Kamu kok bisa ada di sini?
Memangnya rumah kamu di sini ya?” Tanyanya sambil melepas jabatan tangan dengan
aku.
“Anniya.. Aku
lagi main ke rumah sepupuku yang ada di sini. Rumah kamu di sekitar sini?”
tanyaku balik.
“Ne, rumahku ga
jauh kok dari taman ini.” Jawabnya.
“Hyung, mana
bolanya?” Tanya sepupuku yang tiba-tiba muncul menghampiriku.
“Ah iya, lupa
aku.” Kataku sambil menepuk keningku sendiri. Aku pun langsung mengambil bola
yang berada di depanku. “Chanmi, aku tinggal dulu ya. Biasa, ngajak main
sepupu. Hehe..” Lanjutku.
“Ne..” jawab
Chanmi singkat sambil tersenyum manis ke arahku. Aku pun langsung kembali
bermain menemani sepupuku.
Sekitar 15 menit
kemudian, aku melihat Chanmi berjalan keluar dari taman. “Chanmi, tunggu!”
teriakku kepada Chanmi. Aku pun langsung berlari menghampirinya.
“Hyung, hyung
mau kemana?” teriak sepupuku.
“Sebentar ya
saeng.” Kataku kepada sepupuku itu sambil tetap berlari ke arah Chanmi.
“Mwo?” Tanya
Chanmi saat melihatku terengah-engah mengejarnya.
“Aku antar
pulang ya.” Kataku setelah aku dapat mengatur kembali napasku. Chanmi terkekeh
pelan sambil memperhatikanku. Entah, mungkin sosok ku saat ini sedang sangat
aneh di hadapannya.
“Rumahku kan
dekat dari sini. Aku bisa pulang sendiri kok. Aku duluan ya.” Kata Chanmi
sambil berpaling dan berjalan menjauh dari aku.
“Ah iya.
Chanmi, berapa nomer telpon mu?” teriak ku saat Chanmi sudah berjalan agak jauh
dariku. Namun Chanmi sama sekali tidak menengok kea rah ku. Ah, pasti dia tidak
mendengarnya. Aaaargh, dasar Dongwoon pabo! Sudah lah, besok akan aku tanya di
kampus saja. Kataku dalam hati.
****
Keesokan
paginya, aku sudah menunggu Chanmi di depan kelasku. Tak lama, Chanmi pun
datang. “Hai Chanmi.” Kataku sambil mengikutinya masuk ke dalam kelas.
“Hai Dongwoon.”
Kata Chanmi sambil menaruh tasnya di atas mejanya. “Ada apa?” Lanjutnya.
“Anniya.. Hmmm,
aku… Hmm.. Aku cuma mau nanya, nomer HP kamu berapa ya? Eee, tapi klo kamu ga
mau ngasih tau juga gapapa kok.”
“Haha, boleh
kok boleh.” Jawabnya.
“Asiiiik…” Aku
pun langsung mengeluarkan HP dan mencatat nomer telpon yang dia kasih ke aku.
“Siip, gomawo.” Lanjutku.
“Ne cheonma.”
Jawab Chanmi.
"Chagiya.." sapa seseorang yang tiba-tiba langsung memeluk Chanmi dari belakang.
"Ah, oppa. Wae?" tanya Chanmi.
"Anniya.. Aku kangen sama kamu chagi." kata namja tersebut sambil tetap memeluk Chanmi.
"Ne oppa, arraseo. Tapi jangan kyak gini. Malu oppa diliatnya." kata Chanmi sambil melihat ke arahku.
"Ah, hmm.. Baiklah klo gitu. Aku pergi dulu ya. Hehehe.." Aku pun langsung keluar kelas. Ah, ternyata dia sudah punya pacar toh. Telat aku. Keluh ku dalam hati.
Chanmi POV
Dongwoon minta nomer telpon ku? Mimpi apa aku? Haaaaaaa.... Betapa senangnya aku seperti ini. Hihi.. Tanpa sadar, aku pun tersenyam-senyum sendiri.
"Chagiya, waeyo? Kok kamu senyam senyum sendiri gitu?" Tanya Jaehyo.
"Anniya.. Aku ga kenapa-kenapa kok oppa." Elakku.
"Hmm, pasti kamu bohong ya?" selidik Jaehyo padaku sambil mendekatkan wajahnya padaku.
"Ti ti tidak kok oppa. Aku... Hmmm ah iya! Aku lupa mengerjakan tugas Jurnalistik. Eeee, kyaknya aku harus ngerjain itu sekarang. Sudah dulu ya oppa." Kataku sambil hendak berlari ke arah luar.
"Hei Chanmi, tunggu. Tapi kan kelas kamu disini. Kenapa kamu malah yang keluar?" Kata Jaehyo yang membuatku sangat malu. Entah orang bodoh macam apa yang bisa lupa akan kelasnya sendiri. Aku pun berjalan menunduk ke arah mejaku.
"Hahaha, kamu ini ya. Sampai segitu paniknya cuma gara-gara belum mengerjakan tugas. Ya sudah, kamu kerjakan dulu tugasmu itu. Aku balik ke kelasku saja ya. Dah chagiya..." Kata Jaehyo lagi sambil mencium pelan pipiku. Aku pun tersenyum untuk membalasnya. Yah, mungkin bibir ini bisa tersenyum, namun hati ini sama sekali tidak tersenyum.
Ku keluarkan buku tugasku. Tidak, itu tidak benar. Aku sudah membohongi Jaehyo. Padahal, aku sudah mengerjakan semua tugasku. Kataku dalam hati sambil membolak-balikkan halaman buku ku tersebut. Jaehyo, sungguh tega sekali aku telah membohonginya. Bahkan mungkin tanpa sepengetahuannya, aku sudah menyakiti hatinya, menyakiti perasaannya.
Tanpa sadar, air mataku jatuh membasahi pipiku. "Chanmi, kau kenapa?" Tanya Hayoung, sahabatku. Aku pun laangsung memeluk Hayoung dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Kalau ceritanya seperti itu, aku setuju dengan pendapat kakakmu. Kau harus mengatakan yang sebenarnya ke Jaehyo dan Dongwoon."
"Tapi aku ga tega kalau harus mengatakan yang sebenarnya kepada Jaehyo. Dia baik banget sama aku."
"Justru karena dia baik sama kamu, jadi kamu jangan membohonginya terus. Kalau masalah ini berlarut semakin lama dan terus kamu mengatakan yang sebenarnya ke dia, itu malah akan semakin membuatnya bertambah sakit perasaannya."
"Jadi, aku harus cepat memberitahukan ini kepada mereka?"
"Yap, semakin cepat semakin baik. Sudah lah, hilangkan dulu kegalauanmu itu. Dosen udah dateng tuh." Kata Hayoung sambil memberiku sehelai tisue. Aku pun segera menyeka air mataku dengan tisue tersebut, lalu mengikuti pelajaran hari ini.
"Ti ti tidak kok oppa. Aku... Hmmm ah iya! Aku lupa mengerjakan tugas Jurnalistik. Eeee, kyaknya aku harus ngerjain itu sekarang. Sudah dulu ya oppa." Kataku sambil hendak berlari ke arah luar.
"Hei Chanmi, tunggu. Tapi kan kelas kamu disini. Kenapa kamu malah yang keluar?" Kata Jaehyo yang membuatku sangat malu. Entah orang bodoh macam apa yang bisa lupa akan kelasnya sendiri. Aku pun berjalan menunduk ke arah mejaku.
"Hahaha, kamu ini ya. Sampai segitu paniknya cuma gara-gara belum mengerjakan tugas. Ya sudah, kamu kerjakan dulu tugasmu itu. Aku balik ke kelasku saja ya. Dah chagiya..." Kata Jaehyo lagi sambil mencium pelan pipiku. Aku pun tersenyum untuk membalasnya. Yah, mungkin bibir ini bisa tersenyum, namun hati ini sama sekali tidak tersenyum.
Ku keluarkan buku tugasku. Tidak, itu tidak benar. Aku sudah membohongi Jaehyo. Padahal, aku sudah mengerjakan semua tugasku. Kataku dalam hati sambil membolak-balikkan halaman buku ku tersebut. Jaehyo, sungguh tega sekali aku telah membohonginya. Bahkan mungkin tanpa sepengetahuannya, aku sudah menyakiti hatinya, menyakiti perasaannya.
Tanpa sadar, air mataku jatuh membasahi pipiku. "Chanmi, kau kenapa?" Tanya Hayoung, sahabatku. Aku pun laangsung memeluk Hayoung dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Kalau ceritanya seperti itu, aku setuju dengan pendapat kakakmu. Kau harus mengatakan yang sebenarnya ke Jaehyo dan Dongwoon."
"Tapi aku ga tega kalau harus mengatakan yang sebenarnya kepada Jaehyo. Dia baik banget sama aku."
"Justru karena dia baik sama kamu, jadi kamu jangan membohonginya terus. Kalau masalah ini berlarut semakin lama dan terus kamu mengatakan yang sebenarnya ke dia, itu malah akan semakin membuatnya bertambah sakit perasaannya."
"Jadi, aku harus cepat memberitahukan ini kepada mereka?"
"Yap, semakin cepat semakin baik. Sudah lah, hilangkan dulu kegalauanmu itu. Dosen udah dateng tuh." Kata Hayoung sambil memberiku sehelai tisue. Aku pun segera menyeka air mataku dengan tisue tersebut, lalu mengikuti pelajaran hari ini.
****
Sepulang kuliah, seperti biasa Jaehyo mengantarku pulang. Sepanjang perjalanan, aku selalu berpikir bagaimana cara aku memberitahukannya pada Jaehyo. Motor pun berhenti. "Chagi, sudah sampai deh di rumahmu." Kata Jaehyo sambil melepas helmnya.
"Ah, iya. Gomawo ya oppa." Kataku sambil turun dari motor dan melepas helmku. "Eumm, oppa. Ada yang mau aku bilang ke oppa. Sebenarnya aku sudah mau ngomong ini ke oppa sejak lama. Tapi........."
"Tapi apa? Memangnya kamu mau mengatakan apa ke aku?" Tanya Jaehyo dengan menatapku tajam, penuh tanda tanya.
"Oppa, sebenarnya aku sudah lama menyukai cowo lain." Kataku pelan. Jaehyo seperti kaget mendengar perkataanku barusan. Namun ia tetap berusaha tenang menanggapinya.
"Kau menyukai cowo lain? Siapa?" Tanyanya.
"Teman sekelasku.."
"Sejak kapan?"
"Sejak sebelum kita jadian."
"Kalau kau memang menyukai namja lain pada saat itu, kenapa kau menerimaku untuk menjadi pacarmu?"
"Entah lah. Jujur, aku mengagumimu, aku juga menyukaimu."
"Tapi kau juga menyukainya?"
"Hmm, iya.. Aku menyukainya dari sebelum aku mengenalmu. Dan aku kira, dengan bersamamu, aku akan bisa melupakannya. Dan bisa benar-benar menyukai dan mencintaimu. Tapi........"
"Tapi nyatanya, kau tetap tidak bisa melupakannya. Itu kan yang mau kau bilang?" Tanya Jaehyo. Aku pun mengangguk pelan. Jaehyo pun tersenyum. "Kim Chanmi, jika menurutmu aku yang terbaik untukmu, ayo kita teruskan hubungan kita ini. Namun kalau menurutmu dia lah yang terbaik untukmu, ya sudah. Hubungan kita sampai disini saja."
Sontak aku kaget mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Jaehyo. "Jika aku memilihnya, apa kau akan marah padaku?" Kataku dengan mata yang berkaca-kaca. Aku tidak ingin Jaehyo oppa marah padaku.
"Haha, kau ini. Mana mungkin aku marah padamu. Jujur, aku kaget mendengar perkatanmu tadi. Sakit hati mungkin iya, kecewa juga yaa pasti ada. Tapi aku menghargai kejujuranmu itu. Jadi apa pun yang kamu pilih, aku berharap semoga itu bisa menjadi pilihan terbaikmu. Dan aku sama sekali tidak marah padamu. Dan aku juga akan tetap membuktikan ke kamu, bahwa aku lebih baik darinya." Jelas Jaehyo sambil tersenyum padaku. "Jadi, apa pilihanmu?" Tanyanya padaku.
"Aku.... Hmmm..... Aku memilihnya oppa."
Jaehyo tersenyum. "Baiklah kalau itu keputusanmu. Kau bebas memperjuangkan perasaanmu itu padanya. Namun aku juga bakal tetap memperjuangkan perasaanku padamu." Kata Jaehyo setengah berbisik tepat ditelingaku. "Haa, sudah semakin sore. Kalau gitu aku pulang dulu ya. Dadaaahh, Kim Chanmi." Jaehyo pun memacu motornya ke arah rumahnya.
Berhasil, aku berhasil mengatakannya. Aku berhasil jujur pada Jaehyo. Tapi kenapa air mata ini malah mengalir?
"Chanmi, kau kenapa?" Tanya eonniku saat melihatku yang baru masuk rumah dengan mata sembab dan air mata terus menetes dari mataku.
"Aku sudah mengatakannya eon. Aku sudah mengatakan semuanya kepada Jaehyo." Kataku sambil berusaha tersenyum. Eonni ku langsung menghampiriku dan memelukku erat.
JAEHYO POV
Menyukai cowo lain? Siapa sebenarnya yang disukai sama Chanmi? Ah, aku harus mencari tahunya besok.
Keesokan harinya, aku berangkat kuliah seperti biasa. Dan aku tidak menghilangkan kebiasaanku untuk mengecek ke kelas Chanmi, apa dia sudah datang atau belum. Ku lihat ke arah kelas Chanmi, aku melihatnya sedang mengobrol dengan Hayoung sahabatnya. Tapi tunggu, mata Chanmi tidak mengarah ke Hayoung. Sepertinya Chanmi sedang memperhatikan sesuatu, atau mungkin seseorang.
Aku pun menggeser posisi badanku dan melihat ke arah tatapan Chanmi. Dan gotcha!! Chanmi sepertinya sedang memperhatikan seorang namja yang sedang asik bercengkrama dengan teman-temannya. Apa namja itu yang Chanmi suka? Ah, aku bakal terus menyelidikinya..
****
Saat aku sedang menyerahkan tugas ke ruang dosen, aku melihat namja yang sedang diperhatikan Chanmi tadi. Dan aku pun memutuskan untuk menegurnya.
"Hai, kau yang sekelas dengan Chanmi kan?" Tanyaku.
"Chanmi? Eumm, Kim Chanmi?"
"Ne, Kim Chanmi."
"Ah iya, aku sekelas dengannya. Kenapa?" Tanyanya balik padaku.
"Tak apa." Kataku sambil tersenyum dan berlalu melewatinya.
DONGWOON POV
Aneh, kenapa cowo itu tiba-tiba menanyai hal seperti itu? Ah tunggu, dia itu bukannya pacarnya Chanmi ya? Iya benar! Dia yang waktu itu menghampiri Chanmi saat aku sedang menanyakan nomer telponnya Chanmi waktu itu. Tapi kenapa tadi tiba-tiba dia nanya seperti itu ke aku ya? Aneh.
"Hei Dongwoon! Sedang apa kau disini?" Tanya Gongchan, sahabatku..
"Ah, tidak. Tadi aku habis menyerahkan tugas ke dosen. Ya sudah ayo kita balik ke kelas."
"Balik ke kelas ngapain? Kan dosen terakhir ga ada. Jadi sekarang kita pulang.."
Aku melihat Gongchan, dan benar saja. Dia sudah menggemblok tasnya. "Ya aku mesti ke kelas dulu, kan tasku masih di kelas. Haaa, gimana sih kau piano man." kataku sambil menenggelengkan kepalanya. Aku mengatakannya piano man karena ia mirip dengan bintang mv Mamamoo - Piano Man ._.
Saat aku sedang mengambil tasku di kelas, aku melihat Chanmi yang ternyata sedang menatap ke arahku. Aku pun tersenyum ke arahnya, dan ia pun membalas senyumku. Haa, senyum yang indah. Apa aku bisa memilikinya? Ah, tapi kan dia sudah punya pacar. Sudah lah Dongwoon, lupakan dia. Masih banyak kok cewe yang lain.
CHANMI POV
Sudah seminggu lebih semenjak aku putus dengan Jaehyo, namun aku tidak ada perkembangan sama sekali dengan Dongwoon. Kami hanya mengobrol sesekali. Tidak, aku tidak bisa seperti ini terus. Aku harus melakukan sesuatu.
"Eonni, aku pergi ke taman dulu ya." Kataku sambil mengeluarkan sepedaku dari garasi. Saat sedang bersepeda ke taman, aku merasa seperti ada yang sedang mengikutiku. Tapi saat ku lihat ke belakang, tidak ada siapa-siapa.
Akhirnya aku sampai di taman. Ku parkirkan sepedaku pada tempatnya, lalu aku berjalan mengelilingi taman, menghirup sejuknya udara pada sore hari. Lalu mataku seperti tertuju pada sesosok lelaki yang sepertinya aku mengenalnya. Dongwoon? Iya itu Dongwoon. Sedang apa ia sendiri duduk di taman ini? Aku mencari anak kecil yang waktu itu bersamanya, ya siapa tahu saja ia sedang bermain lagi dengan saudaranya. Tapi tidak ada. Hmm, apa aku samperin dia saja ya?
Saat aku hendak menghampirinya, langkahku terhenti oleh kedatangan seorang yeoja yang berlari kecil menghampiri Dongwoon. Lalu Dongwoon memeluk yeoja itu. Mereka bercengkrama asyik sekali. Sesekali Dongwoon mengelus-elus rambut perempuan itu. Panas, panas sekali rasanya melihat itu semua. Pedih, sakit hati ini melihatnya.
Tiba-tiba Dongwoon melihat ke arahku, lalu ia menghampiriku. "Chanmi, kau kenapa?" Tanyanya sambil hendak menyentuhku. Tapi aku menghempaskan tangannya.
"Aku tidak apa-apa. Aku hanya sedih, Sakit. Sedih melihatmu memperlakukan perempuan lain seperti itu." Jawabku.
"Maksudmu apa?" Tanya Dongwoon.
"Aku menyukaimu Son Dongwoon. Aku menyukaimu sejak lama. Aku selalu memperhatikanmu. Tapi kau tidak pernah memperhatikanku. Aku telah mengatakan semua ini kepada Jaehyo. Dan akhirnya kami pun putus. Tapi disaat aku mulai kembali mengharapkanmu, aku malah melihat kau seperti tadi dengan perempuan lain. Memang, ini bukan salahmu. Ini memang salahku. Salahku yang terlalu mengharapkanmu, terlalu menyukaimu. Padahal kau tidak pernah menyukaiku. Maaf aku berkata seperti ini. Mungkin kau berpikir aku adalah cewe bodoh yang terlalu terobsesi dengan seseorang. Tapi benar, aku benar-benar menyukaimu. Tapi aku rasa, semuanya sudah telat. Maaf aku sudah mengganggumu. Aku pergi..." Kataku sambil berusaha tersenyum kepada Dongwoon dan berlalu menjauhinya. Aku mendengar Dongwoon terus memanggil namaku, tapi aku tidak menghiraukannya.
Dengan masih terisak-isak, ku kayuh sepedaku menuju rumahku. Sesampainya di depan rumah, aku menyenderkan badanku di depan pagar rumahku. Mengeluarkan sisa sisa kesedihan akan hal yang tadi aku alami.
Saat aku sedang terduduk nangis, seseorang datang menghampiriku lalu memberiku sebuah sapu tangan. "Gunakan itu untuk menghapus air matamu." kata seseorang itu.
Aku pun melihat ke arah orang itu. "Jaehyo?"
JAEHYO POV
"Jaehyo? Jaehyo kau disini?" Tanya Chanmi seperti heran melihatku bisa ada disini sekarang.
"Iya. Dan sebenarnya aku sudah mengikutimu daritadi."
"Kau mengikutiku?"
"Iya aku mengikutimu. Aku hanya ingin memastikan kalau kau tidak kenapa-kenapa." Jawabku.
"Aku tidak kenapa-kenapa kok. Aku baik-baik saja."
"Bohong. Mana mungkin orang baik-baik saja bisa menangis sesunggukan seperti itu. Sudah lah, aku melihat kok apa yang terjadi tadi di taman." Tuturku. Chanmi sepertinya kaget mendengar perkataanku itu. Namun ia kembali menundukan kepalanya.
"Maafkan aku, maafkan aku yang sudah memutusimu hanya demi seseorang yang tidak jelas seperti dia. Seharusnya aku sadar dari dulu bahwa kau lah yang memang terbaik untukku."
"Maksudmu?"
"Yaa aku menyesal sudah melakukan tindakan bodoh seperti semua ini. Andai saja waktu bisa diputar kembali."
"Waktu memang tidak bisa diputar kembali, tetapi kehidupan kita terus berlanjut. Kalau kau mau, kita bisa memulai semua lagi seperti waktu itu dari awal lagi."
"Tapi, apa kau tidak marah padaku? Apa kau tidak berniat untuk mencari perempuan lain saja?"
"Hahaha, untuk apa aku marah padamu. Dan untuk apa aku mencari perempuan lain? Kan aku sudah menemukan perempuan yang benar-benar aku sayang dan cinta. Dan perempuan itu adalah kamu, Kim Chanmi." kataku sambil mengelus pipi Chanmi.
Chanmi pun terseyum, kemudian memelukku erat. "Mianhae oppa..." katanya.
"Gwaenchana, chagiya..." kataku sambil membalas pelukannya. "Chagiya....." Kataku sambil melepas pelukannya dan mendekati wajahnya perlahan.
"Op oppa, kau mau apa????" Tanya Chanmi sambil menutup matanya.
"Ssssttt....." Bibirku semakin dekat dengan wajahnya. Sekilas ku lirik wajahnya yang sedang menutup matanya sambil mengernyitkan dahinya, seperti bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku pun tersenyum, lalu kucium keningnya.
"He? Oppa?" Tanya Chanmi bingung sambil membuka matanya.
"Hahaha, kenapa? Kau mengira aku akan mencium bibirmu ya? Hayooo.... Kamu ingin aku cium ya? Hehehehe..." Kataku sambil tertawa.
"Yak! OPPAAAAAA......!!!" Teriak Chanmi sambil memukul-mukul pundakku. Dan aku pun makin tertawa melihat tingkah lakunya yang seperti itu.
DONGWOON POV
Aku berlari mengejar Chanmi sampai ke rumahnya. Aku pun melihat Chanmi sedang tertunduk di depan pagar rumahnya sambil menangis. Aku pun memanggilnya, "Chan........" Namun perkataanku tertahan saat melihat Jaehyo menghampirinnya. Aku pun segera mencari tempat persembunyian di sekitar situ.
Aku melihat Jaehyo yang sedang menenangkan Chanmi. Lalu Chanmi memeluknya erat, dan Jaehyo pun mencium keningnya. Dan mereka pun bercanda-canda. Hmmm, aku rasa mereka sudah balikan kembali.
Yaaa, mungkin memang ini lah jalan yang terbaik untukmu Chanmi. Mungkin memang Jaehyo yang terbaik untukmu, bukan aku. Tapi asal kau tahu, wanita yang bersamaku tadi adalah adik kandungku yang tinggal di Amerika. Dan kalau saja kau tahu, sebenarnya aku juga sudah lama memperhatikanmu. Aku menyukaimu. Tapi aku merasa kau terlalu susah untuk kudekati. Terlebih lagi ketika aku tahu kau sudah jadian dengan Jaehyo.
Tapi, mau kau bersama siapa pun, aku akan tetap menyukaimu. Aku akan tetap mencintaimu. Biarkanlah aku sendiri yang memendam perasaan ini. Biarkanlah kau bahagia bersamanya. Dan aku pun juga akan bahagia jika kau bahagia. Asal aku tetap bisa melihat senyum manismu itu, itu sudah cukup bagiku.
I love you, Kim Chanmi...
Extra:
JAEHYO POV
"Oppa, aku masuk kelas dulu ya.." Kata Chanmi.
"Hm, iya chagiku sayaaanngg..." Kataku sambil mengacak-acak rambutnya. Chanmi pun mencibir dan kemudian berjalan ke arah kelasnya sambil merapikan rambutnya.
"Hei Jaehyo, kau tahu ga? Di kelas kita hari ada mahasiswi pindahan lho." Kata B-Bomb, sahabatku dari aku SD yang tiba-tiba datang mengahmpiriku.
"Ya lantas, memangnya kenapa kalau ada mahasiswi pindahan?" Tanyaku padanya sambil berjalan ke arah kelasku.
"Yaa kau lihat saja sendiri siapa orangnya itu." Kata B-Bomb sambil cecengesan. Ia mendahuluiku jalan ke kelas. Namun saat sudah sampai di depan kelas, ia balik mengahmpiriku lagi.
"Apa?" Tanyaku.
"Mahasiswi barunya ternyata sudah ada di kelas. Kau pasti akan kaget." Kata B-Bomb lagi. Apa sih maksud anak ini? Kenapa aku mesti kaget cuma karena ada mahasiswi baru?
Saat aku masuk ke dalam kelas, aku melihat seorang yeoja yang sedang menunduk membaca buku. Oh, ini mahasiswi barunya. Pikirku. Ku coba saja untuk menyapanya, "Hei, kau mahasiswi pindahan itu ya?" Tanyaku padanya.
"Iya benar." Jawab wanita itu sambil mengangkat wajahnya dan melihat ke arahku. "Jaehyo?" kata wanita itu lagi.
Betapa kagetnya aku, ternyata wanita itu adalah Kim Hyuna, wanita yang kusuka dan sekaligus mantan pacarku saat SMA. Kami putus karena Hyuna bilang kalau ia akan pindah ke Amerika.
"Hyuna? Kau sudah balik ke Korea?" Tanyaku dengan masih tidak percaya bahwa yang di hadapanku saat ini benar-benar adalah Hyuna.
"Iya, aku sudah balik ke Korea. Seperti janjiku waktu itu, aku akan secepatnya balik ke Korea, demi menemuimu lagi, Ahn Jaehyo." Jawab Hyuna sambil tersenyum manis. Senyuman yang ternyata sampai saat ini masih dapat menggetarkan hatiku......
-END-
Cr: @Loyalitasya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar