Jumat, 28 September 2012

Tugas Pertama Pengantar Ilmu Komunikasi

Ini adalah tugas pertama dalam pelajaran Pengantar Ilmu Komunikasi yang diberikan oleh pak dosen yang bernama pak Widyo Nugroho. Beliau memberikan tugas untuk membuat blog dan menuliskan kesan pertama yang kami para mahasiswa / mahasiswinya rasakan saat pertama masuk di kelasnya.

Kesan pertama saya masuk di kelas pak Widyo itu adalah seru. Karena mungkin pelajarannya itu adalah salah satu pelajaran yang sakya sukai. Walau begitu, saya juga ada rasa bingung saat pak Widyo menanyakan suatu pertanyaan. Tapi mungkin kebingungan itu hanya karena saya masih termasuk mahasiswa baru, jadi belum teralu mengerti tentang pelajarannya.

Tapi sejauh ini, saya merasa enak enak saja di pelajarannya. Apa lagi kemarin saat pak Widyo memutarkan film buatan kakak angkatan saya. Dua film yang diputarkan pak Widyo itu sangat bertolak belakang sekali. Film pertama dimana banyak bumbu bumbu komedi di dalamnya yang walau tidak meninggalkan pesan moralnya. Dan pada film kedua, film ini lebih serius, bahkan hampir tidak ada kelucuan yang ditampilkan disana.

Tapi saya tetap salut dengan kakak angkatan saya yang bisa membuat film seperti itu. Saya harap pada semester akhir nanti, hasil produksi film saya dan teman-teman saya bisa lebih bagus dari itu. Amiiin...

Intinya, saya senang mengikuti  pelajaran Pengantar Ilmu Komunikasi yang diajarkan oleh  pak Widyo Nugroho ini. Karena ini juga merupakan pelajaran pokok di dalam jurusan yang saya ambil, yaitu broadcasting.

Sekian kesan pertama saya dalam pelajaran Pengantar Ilmu Komunikasi. Maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenan di hati bapak atau teman-teman sekalin. Hehehe ^_^v

Selasa, 25 September 2012

I LOVE YOU


Author: Loyalitasya Bela Prasiwi

Genre: Romance

Main Cast:
1. Niel Teen Top a.k.a Ahn Daniel
2. Author a.k.a Choi Seul Rin
3. L.Joe Teen Top a.k.a Lee Byunghun
4. Author's friend a.k.a Hyena

Annyeong... This is my another FanFiction. Karena keterbatasan waktu(?) FF ini ceritanya jadi singkat. Hehehe.. Hope you like it guys ^^

Rin POV
                “Hei anak malas, ayo bangun. Sudah jam berapa ini? Apa kamu tidak mau sekolah hah?” Kata seorang yeoja sambil menggoyang-goyangkan tubuhku yang masih asik terlelap tidur.

                Sedikit ku buka mataku untuk melihat siapa dia, yang ternyata tak lain tak bukan adalah eomma ku sendiri. “Haaa, eomma…. Rin masih ngantuk ini…” kataku sembari memeluk kembali guling kesayangku.

                “Ih, dasar anak ini. Sudah jam enam pagi ini. Kamu mau terlambat lagi ke sekolah hah?”

                “Mwo? Jam enam pagi?” tanyaku sembari bangun duduk dengan nada kaget.

                “Ne, makanya ayo kamu….”

                “Hwaaaaa, terlambat terlambat terlambaaaattt…….” Kataku yang memotong perkataan eommaku. Aku langsung lari ke kamar mandi.

                Setelah semua selesai, aku pun langsung segera berangkat ke sekolah. Dengan berlari-lari kecil, ku susuri jalanan yang menuju ke sekolahku. Tiba-tiba aku melihat banyak orang yang sedang berkumpul di pinggir jalan. “Ada apa ya?” tanyaku pada diriku sendiri. Dengan penuh rasa tanya, aku pun menghampiri  sekerumpunan manusia tersebut.

                “Permisi permisi permisi…” kataku yang mendesak masuk diantara mereka. “Kak, ada apa sih?” tanyaku ke salah satu orang disana.

                “Ada korban tabrak lari. Kasian deh.” Jawabnya.

                “Mwo? Tabrak lari?!” Aku pun langsung mendesak masuk lagi untuk melihat siapa orang malang yang menjadi korban tabrak lari tersebut.

                “Kyaaaaaaa, Niel!!” teriakku saat melihat korban tabrak lari tersebut yang tak lain tak bukan adalah Niel. Ahn Daniel, teman satu sekolahku. Aku pun langsung menghampiri tubuh Niel yang tidak berdaya itu. “Niel, waeyo?? Niel, ayo sadar. Ini aku, Choi Seul Rin. Teman satu sekolahmu. Ayolah Niel…” kataku sembari menepuk-nepuk pipi Niel.

                “Ade, kamu kenal sama dia?” Tanya seorang lelaki setengah baya.

                “Ne. Aku kenal dengan dia. Kami adalah teman satu sekolah.” Jawabku.

                “Ya sudah, kalau gitu sekarang kita harus ke Rumah Sakit agar temanmu bisa segera diobati.” Kata aboji tersebut.

                Dua orang lelaki lain memapah Niel ke dalam mobil aboji tersebut. Aku mengikutinya dari belakang. Selama dalam perjalanan ke Rumah Sakit, aku tak sanggup menahan air mataku yang terus menerus berjatuhan sembari berusaha untuk membangunkan Niel.

                Akhirnya kami pun sampai di Rumah Sakit. Dengan segera para suster Rumah Sakit tersebut membawa Niel ke dalam ruang UGD untuk diperiksa. Aku hanya bisa menangis dan berdoa di luar ruang UGD agar tidak terjadi apa-apa dengan Niel. Niel, andai kamu tau bagaimana perasaanku selama ini ke kamu…


Niel POV
                Udara segar dan hangatnya sinar mentari pagi menerpaku yang sedang berjalan santai menuju sekolah. Tiba-iba aku melihat ada seorang anak kecil yang sedang menyebrang. Ia tidak lihat bahwa di sebelah kirinya ada sebuah mobil yang sedang melaju dengan kencang.

                “Awas!!!” teriakku. Tapi sepertinya ade kecil itu tidak tahu mengapa aku berteriak seperti itu. Ia tetap berjalan menyebrangi jalanan dengan santainya. Aku yang takut terjadi apa-apa dengannya pun langsung berlari ke arah anak kecil tersebut.

                Aku mendorongnya ke depan dan… Bruk! Seketika aku merasakan sakit di sekujur tubuhku. Pandanganku memudar dan aku pun tidak sadarkan diri.

                Saat aku terbangun, aku melihat banyak orang yang sedang mengeliliku. Mereka memandangiku dengan pandangan yang seakan berkata: Kasian sekali anak ini. Aku pun langsung berusaha untuk membuat mereka tenang.

                “Eeee, kakak, ade, ibu dan bapak-bapak sekalian, tenang saja. Aku ga kenapa-kenapa kok. Ini, buktinya aku masih bisa berbicara lancar seperti ini.” Kataku. Namun sepertinya mereka tidak menghiraukanku.

                “Apa dia meninggal?” Tanya seorang perempuan paruh baya kepada anak perempuannya.

                “Molla. Dia kasian ya eomma.” Jawab anaknya tersebut.

                Mwo? Meninggal? Aku masih hidup hey! Atau jangan-jangan aku….. Aku pun berbalik badan dan…. Betapa terkejutnya aku melihat tubuhku yang sedang tergeletak lemah  tak berdaya di aspal. Aku… Aku meninggal???? Tidak, ini tidak mungkin terjadi. Tidaaaakkkk…..!!!

                Di saat aku sedang panik mengenai aku masih hidup atau tidak, Choi Seul Rin, teman satu sekolahku datang. Ia begitu paniknya melihatku yang seperti ini. Tak lama, tubuhku pun dibawa ke Rumah Sakit.
                Dan sekarang, disini aku melihat tubuhku sendiri sedang di periksa dokter. Entah apa yang mereka lakukan terhadap tubuhku. Aku tidak ingin melihatnya.

                Aku pun ke luar ruangan. Dan aku melihat Rin yang sedang terduduk lemas, menangis terisak-isak. Tak henti-hentinya ia menyebut namaku. Aku pun memegang pundaknya. Tapi tak bisa. Tanganku melewati tubuhnya begitu saja. Kesal, sedih, dan bingung tercampur menjadi satu di benakku saat ini. Apa dosaku Tuhan? Apa yang harus kulakukan?

                Eomma dan kakak perempuanku pun datang. Ku lihat eomma bertanya apa yang sebenarnya terjadi padaku ke aboji yang sudah membawaku ke Rumah Sakit ini. Dan noona ku berusaha menenangkan Rin.

                Tak lama, dokter pun keluar. Eomma, noona, Rin, dan aboji segera menghampirinya.

                “Yang tabah ya bu. Anak ibu saat ini dalam keadaan koma. Terjadi benturan yang sangat keras di kepalanya. Saya belum bisa memastikan kapan ia akan sadar dari komanya itu.” Jelas dokter.

                Koma? Aku koma? Tetesan air mata membasahi pipiku. Aku melihat eomma menangis, begitu pula dengan noona. Dan Rin, dia pingsan saat mendengar penjelasan dari dokter. Rin pun segera dibawa ke salah satu kamar di RS tersebut.


Rin POV
                “Yang tabah ya bu. Anak ibu saat ini dalam keadaan koma. Terjadi benturan yang sangat keras di kepalanya. Saya belum bisa memastikan kapan ia akan sadar dari komanya itu.” Jelas dokter.

                Apa? Niel koma? Nggak, nggak mungkin Niel koma. Tidaaaakkk….. Bruk! Aku pun terjatuh. Dan aku tidak tahu lagi apa yang terjadi padaku saat itu.

                “Rin, kamu sudah sadar?” Tanya seorang yeoja.

                “Eomma? Ne eomma. Rin sudah sadar kok. Eomma kok bisa ada disini?”

                “Tadi ibunya Niel menelpon ke eomma.” Jawab eomma. Tok tok! Ada yang mengetuk pintu kamarku dari luar. “Masuk” kata eomma.

                “Annyeong tante…” kata satu orang yeoja dan satu orang namja tersebut.

                “Eh ada Hyena dan Byunghun. Ayo masuk.”

                “Ne tante, gomawo.” Jawab Byunghun.

                “Ya! Rin, apa yang terjadi dengan kamu?” Tanya Hyena.

                “Aniya.. Aku ga kenapa-kenapa kok Na. Yang kenapa-kenapa itu….”

                “Sudah sudah. Kami sudah tau kok apa yang terjadi pada Niel.” Sambung Byunghun.

                “Kalian sudah tahu?”

                “Tentu saja kami sudah tahu. Tadi dari pihak Rumah Sakit menelpon ke sekolah. Mereka menjelaskan apa yang terjadi kepada Niel. Satu sekolah heboh membicarakannya.” Jelas Hyena.

                “Tapi kami yakin kok, Niel pasti sembbuh.” Kata Byunghun menenangkan.

                “Ne, arraseo. Tapi…..”

                “Anak-anak, tante titip Rin ya. Tante mau ke bawah dulu.” Kata eomma memotong perkataanku.
                “Oh, ne tante.” Jawab Byunghun.

                “Tapi apa?” Tanya Hyena.

“Tapi kan kalian tahu bagaimana perasaanku selama ini ke dia. Aku sangat menyukainya dari awal pertama melihat dia di sekolah.” Jelasku.

                “Iya, kami tahu kok.” Kata  Hyena.

                “Dan sekarang, dia terbaring koma. Kalian tahu kan jadinya bagaimana perasaanku saat ini?” tanyaku dengan mata yang berkaca-kaca.

                Hyena dan Byunghun saling bertatap-tatapan. Hyena pun langsung memelukku. “Sabar ya Rin. Aku tahu kok bagaimana perasaan kamu. Aku, Byunghun, kita disini karena ingin menghiburmu. Arra?”

                “Ne, arra..” jawabku lemas. Air mataku pun terjatuh lagi membasahi pipiku. Dan Hyena semakin memelukku erat. Hyena dan Byunghun. Mereka adalah sepasang kekasih sekaligus sahabat terbaikku.


Niel POV
                Mwo? Jadi selama ini Rin ternyata menyukaiku? Astaga… Aku tidak menyangka bahwa ia menyukaiku juga. Aaaaargh, Niel pabo! Kenapa coba kamu ga bilang aja ke orangnya kalau sebetulnya kamu juga suka sama dia? Dan sekarang, semua sudah  terlambat. Sesalku dalam hati. Aku hanya bisa memandangi Rin, gadis yang kusukai dan yang ternyata menyukaiku juga tanpa bisa berbuat sesuatu.

                “Annyeong…” Sapa seseorang yang membuka pintu.

                Noona? Ngapain dia kesini? Aku langsung menghampiri noona ku tersebut.

                “Eonni, wae?” Tanya Rin kepada noona ku.

                “Sekarang Niel lagi dalam keadaan kritis. Dan dokter sedang berupaya untuk mempertahankannya agar tetap hidup. Aku mohon doa kalian ya, semoga Niel bisa melewati masa kritisnya ini.” Jelas noona ku.

                Mwo? Aku kritis? KRITIS??? Aku lihat Rin menangis semakin menjadi. Begitu pula dengan noona ku. Ya Tuhan, aku masih ingin hidup. Aku ingin berkumpul lagi dengan teman-teman dan keluargaku. Air mataku pun mengalir membasahi pipiku.

                Seketika pandanganku memudar. Hey, ada apa ini? Semakin lama, semua bayangan benda dan orang di sekitarku semakin tampak tidak jelas, memudar, dan hilang. Aku tidak melihat apa-apa lagi..
                Saat melihat  seberkass cahaya putih, aku pun mulai mengerdipkan mataku. Cahaya apa ini? Apa aku sudah sampai di surga?

                Pandanganku masih buram. Ku berusaha untuk menjelaskan pandanganku. Setelah cukup jelas, aku dapat mengetahui bahwa sinar putih itu adalah sinar lampu.

                “Aku… Apa aku masih hidup? Atau aku sudah berada di surga” Tanyaku.

                “Surga? Alhamdulillah, kamu masih hidup nak.” Jawab seorang dokter  dengan senyuman yang mengembang di wajahnya. Aku berusaha bangun, namun dokter itu melarang. “Jangan bangun dulu. Tubuh kamu masih teralu lemah.” Jelasnya. Dan aku pun menuruti apa katanya.

                Dokter pun keluar. Tak berapa lama, eomma dan noona ku masuk.

                “Niel sayang.” Kata eomma yang segera memelukku.

                “Err, eomma… Jangan teralu kencang. Sakit.” Kataku.

                “Haha, mianhae. Eomma senang kamu bisa sadar dari koma Niel.” Katanya sembari menangis bahagia.

                Tok tok! Suara pintu diketok..

                “Masuk.” Kata noona.

                “Annyeong…” Kata yeoja yang sambil membuka pintu kamarku.

                “Rin?” tanyaku.

                “Ne. Umm, Niel. Bagaimana kondisimu? Aku senang sekali saat mendengar kabar kalau kau sudah tidak koma lagi.” Katanya. Senyum mungil mengembang dari mulut kecilnya.

                Belum sempat aku menjawab, eomma sudah memotong pembicaraanku. “Niel, eomma keluar dulu ya. Ngurus pembayaran Rumah Sakit ini di bawah.”

                “Ah, ne eomma.”

                “Aku juga ya. Mau ke kantin.” Kata noona ku sambil mengerdipkan sebelah matanya. Aku mengerti apa maksud dari noona ku ini.

                “Aih, ya sudah sana.” Sahutku. Dan mereka berdua pun pergi keluar kamar.

                Ku lihat Rin memandangiku.. “Wae?” tanyaku. Rin hanya menatapku dengan tatapan seperti orang bertanya. “Kenapa kau melihatku seperti itu?” lanjutku.

                “Ah, anni. Aku hanya senang kau sembuh.” Jawabnya.

                “Oh… Hmm, Rin. Sebetulnya ada yang ingin aku bilang ke kamu.”

                “Oh ya? Apa?”

                Aku langsung memandangi wajahnya yang manis. “Aku….”

                “Aku apa?” tanyanya penasaran.

                “Aku… Sebetulnya aku menyukaimu.”  Kataku.

                “Mwo? Kamu menyukaiku?” tanyanya tidak percaya.

                “Ne, aku menyukaimu. Dari awal masuk sekolah, aku sudah memperhatikanmu. Kamu itu lucu, periang, manis. Aku benar-benar suka sama kamu Rin.”

                “Ta tapi… Kenapa kamu ga bilang dari dulu?”

                “Itu karena aku takut kamu tidak menyukaiku.”

                Rin pun terdiam. Air mata menetes lagi membasahi pipinya. “Wae? Aku salah ya?” tanyaku dengan perasaan takut bahwa kata-kataku tadi telah menyinggung perasaannya.

                “Aniya.. Aku hanya terharu. Aku juga menyukaimu Niel. Justru aku kira kamu tidak menyukaiku.” Jelasnya sembari menyeka air matanya yang terjatuh.

                Aku meraih tangan Rin dan menggenggamnya. “Jadi….”

                “Jadi apa?”  Tanya Rin.

                “Jadi… Kamu mau nggak menjadi pacarku?”

                Rin seakan kaget mendengar pernyataanku barusan. Ia pun mengganggukan kepalanya tanda mengiyakan, dan langsung memelukku erat.

                “Aw, sakit Rin.”

                “Hahaha, mianhae Niel. Aku masih teralu senang dengan semua ini.”

                “Ne arraseo… Jadi, sekarang aku boleh memanggilmu dengan kata chagiya kan?”

                “Tentu saja Niel. Aku malah senang.” Jawab Rin dengan penuh kebahagiaan tersirat di wajahnya.

                “Chagi, sebetulnya selama aku koma, aku selalu ada di samping kamu lho.”

                “Benarkah?” Tanya Rin kaget.

                “Ne. Benar. Kamu cerita kan bagaimana perasaanmu kepadaku ke Hyena?”

                “I iya. Kok kamu bisa tahu?” Rin pun mulai ketakutan.

                “Hahaha, tenang aja chagiya. Sekarang kan aku sudah ada disini. Dan aku nyata. Kamu ga perlu takut ya.” Kataku sembari mengelus pipi mungil Rin. Rin hanya tersenyum sambil memandangi wajahku.

                “Cieee…. Yang baru jadian…” kata Hyena yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarku.

                “Yak! Sejak kapan kalian ada disana?” Tanya Rin.

                “Sejak tadi.” Jawab Byunghun sambil merangkul Hye.

                “Dasar kalian ini.” Kata Rin sambil hendak bangun dari duduknya. Namun aku tahan. Aku menarik tangannya. Dan… Kudaratkan ciuman di pipi sebelah kanannya.

                “Kyaaa, Niel!”

                “Hahaha.. Mianhae chagiya kalau aku sudah membuatmu kaget. I just wanna say that I love you.”
                Rin tersenyum dan memelukku erat. “I love you too.” Bisiknya di telingaku.


-END-

Rabu, 12 September 2012

Beautiful Target (Would you be my girlfriend?)


Author: Loyalitasya Bela Prasiwi

Genre: Romance

Main Cast:
1. Namjoo A-Pink a.k.a Kim Namjoo
2. Baro B1A4 a.k.a Cha Sun Woo
3. Suzy Miss A - Bae Suzy
4. Hayoung A-Pink a.k.a Oh Hayoung

Annyeong... I'm back with a new FF :D
Mian kalau jelek. Namanya juga pemula. Dan cerita ini aku buat dengan kondisiku yang lagi sakit. Jadi pendek deh ceritanya. Hehe...
Silahkan dibaca dan jangan lupa komennya ya... ^^

Namjoo POV
"Ayo Young... Cepet kita ke kantin..." kataku sembari menarik-narik tangan Hayoung.

"Ya! Sabar dulu Joo. Aku masih ada tugas yang belum selesai ini."

"Tapi ini kan waktunya istirahat. Kalo kita ga cepet-cepet, nanti keburu....."

"Keburu Sunwoo udah balik dari kantin?" kata Hayoung sembari melirik ke arahku.

"Hehehe, nah itu tau. Makanya ayo cepetan young.."

"Aish, kau ini. Ya sudah ayo ke kantin." kata Hayoung sambil menutup buku tugasnya. Dan kami pun segera ke kantin.

Sesampainya di kantin, mataku langsung berkelana memperhatikan seisi kantin dan dapat! Aku menemukan sesuatu atau lebih tepatnya seseorang yang aku cari. "Hey Young, aku kesana ya." kataku ke Hayoung.

"Dasar. Ya udah gih sana. Aku tunggu di tempat biasa ya."

"Oke sip." aku pun langsung pergi ke tempat yang terdapat sesosok namja berkulit putih dan berwajah tampan yang sedari tadi aku tunggu kehadirannya.

"Permisi... Pak, nasi goreng pake omeletnya dong satu." kataku kepada si bapak penjual.

Saat sedang berdesak-desakan, tiba-tiba... Bruk! Aku menabrak Sunwoo, namja yang aku maksud daritadi.

"Ah, mianhae. Aku ga sengaja. Tadi ada yang mendorongku dari belakang. Jadi....."

"Ne gwaenchana." Katanya sembari mengukir senyuman indah di wajahnya. Aih, cakep sekali dia. Senyumannya membuatku kehilangan alam sadarku.

"Namjoo, ini pesanannya. Joo, hey Namjoo!" Panggil si bapak penjual yang membuyarkan lamunanku. Saat sadar, aku melihat Sunwoo yang sedang menahan tawa di hadapanku. Aish, ini pasti karena tingkah bodohku tadi. Dasar Namjoo pabo!

"Ah iya pak. Ini uangnya ya pak. Gomawo.." Aku pun langsung pergi ke tempat biasa aku dan Hayoung menyantap makanan kami.

"Gimana? Udah puas liat sang pangeran impian?" tanya Hayoung.

"Puas banget! Haaa, andai aku bisa jadi pacarnya..."

"Ya! Jangan bermimpi kau. Kamu kan tau seberapa famousnya Sunwoo di sekolah ini. Banyak yang mau jadi pacarnya. Termasuk...."

"Termasuk siapa?" Tanyaku penasaran. Hayoung mengangkat dagunya untuk menunjuk ke seorang yeoja.

"Bae Suzy?"

"Ne, Bae Suzy. Ratu cantik di sekolah kita ini. Gosip yang beredar sih, dia suka sama Sunwoo."

"Terus Sunwoonya sendiri?"

"Molla." Jawab Hayoung singkat. 

Apa? Suzy suka sama Sunwoo? Kenapa mesti Sunwoo? Aish, kalah telak kalau begini caranya. Kataku dalam hati.

"Hey, cepat habiskan makananmu. Bentar lagi masuk."

"Ne Young..."

***
02:00 PM. Waktunya pulang sekolah.

"Ayo Joo, cepat!" teriak Hayoung dari ujung kelas.

"Iya sebentar..." Dengan tergesa-gesa aku keluar dari kelas. Berjalan sambil merapikan buku-buku yang kubawa, itu sangat merepotkan sekali. Dan aku pun tidak sengaja menabrak seseorang.

"Aduh!" Rintih orang itu yang tak lain tak bukan adalah Suzy. "Kalau jalan pake mata dong. Sakit tauk!" lannjutnya.

"Mianhaeyo, aku nggak sengaja." kataku sembari membereskan buku-buku ku yang berjatuhan.

"Apa ini?" tanya Suzy. Ia mengambil sebuah buku yang terjatuh. "Cha Sun Woo? Jadi, kamu suka sama Sunwoo?" tanyanya lagi.

Astaga, itu buku coretanku. Disitu banyak tertera nama Sunwoo. "Balikin buku ku." Kataku sembari berusaha merebut buku itu dari tangan Suzy.

"Eits, kamu suka sama Sunwoo? Kamu ga nyadar apa? Muka ga ada cantik-cantiknya gini, mau deketin Sunwoo? Ngaca dong... Dasar Kim Namjoo." kata Suzy dengan mimik muka yang seperti melihat sesuatu yang menjijikan di hadapannya.

Ya Tuhan... Apa yang harus aku lakukan?


Sunwoo POV
"Sunwoo...!!" Teriak salah seorang temanku.

"Ada apaan sih?"

"Suzy bikin ulah lagi tuh."

"Suzy? Ya biarin aja lah. Emang dia siapa aku?"

"Tapi ini gara-gara kamu."

"Hah? Gara-gara aku?" Setelah mendengar penjelasan temanku itu, aku pun segera menghampiri Suzy.

"Suzy!" Teriakku.

"Sunwoo? Aih, chagiya.. Ada apa? Kangen ya sama aku?"

"Ish, sejak kapan aku jadi chagimu? Apa yang udah kamu perbuat ke Namjoo hah?" Tanyaku sembari melihat ke arah Namjoo yang seperti itik yang ketakutan melihat buaya di depannya.

"Oh, coba kamu lihat ini." Kata Suzy sembari memperlihatkan tulisan yang ada di dalam sebuah buku. "Masa Namjoo suka sama kamu. Padahal kan dia jelek. Dia ga cocok sama kamu. Yang cocok sama kamu kan cuma aku." Kata Suzy sembari menyender di pundakku.

"Apa apaan sih kamu hah?!" kataku sambil menghindar. "Cepat balikin buku itu ke Namjoo, sekarang juga!"

"Apa? Balikin buku ini?"

"Iya. Sekalian juga kamu minta maaf sama dia."

"Hah? Minta maaf sama cewe kampungan ini? Males banget deh..."

Belum sempat aku bicara, Namjoo sudah lari menjauh dari aku dan Suzy.

"Yah, anaknya pergi." Kata Suzy dengan muka yang menjengkelkan.

"Ini semua gara-gara kamu!" Aku pun langsung merebut buku itu dan mengejar Namjoo. Tapi telat. Namjoo sudah keburu menghilang dari sekolah.

Keesokannya saat istirahat, aku menunggu Namjoo di kantin, karena biasanya dia akan ke kantin untuk membeli nasi goreng. Tapi sampai istirahat selesai, dia tidak kunjung datang ke kantin. Tiga hari sudah seperti ini. Akhirnya aku putuskan untuk menghampirinya langsung di kelasnya.

"Permisi, kamu tau kelasnya Kim Namjoo?" Tanyaku ke seorang siswi.

"Kim Namjoo yang rambutnya pendek seperti Dora itu?"

"Iya. Kamu tahu kelasnya?"

"Tahu. Dia di kelas 12 IPA 1."

"Oh, gomawo." Aku pun langsung ke kelas 12 IPA 1. Sesampainya di depan kelas, aku pun mengamati seisi kelas, mencari sesosok Kim Namjoo.

"Cari Namjoo ya?" tanya seorang yeoja yang aku sering melihatnya bersama dengan Namjoo.

"Ne. Namjoo mana ya?"

"Dia ga masuk sekolah."

"Wae?"

"Semenjak kejadian itu, dia jadi sakit. Mungkin karena dia teralu memikirkan perkataannya Suzy."

"Hmm, kamu sahabatnya Namjoo ya?"

"Ah iya, aku Oh Hayoung. Panggil aja Hayoung."

"Oke. Hmm, Hayoung. Apa Namjoo beneran suka sama aku? Soalnya menurut buku ini dia..."

"Iya, dia suka banget sama kamu. Dia suka sama kamu dari awal masuk SMA ini."

"Kalau gitu, aku boleh ya minta alamat rumahnya dia."

"Untuk apa?"

"Untuk memperjelas semuanya. Aku mau jelasin ke dia kalau aku dan Suzy nggak ada apa-apa dan kalau sebenarnya aku.... Juga suka sama dia."

"Apa? Kamu suka sama dia?"

"Iya. Makanya aku butuh bantuan kamu untuk ngasih tau aku alamat rumahnya Namjoo."

"Oh, oke oke." Hayoung berjalan ke arah mejanya, menulis di sebuah kertas kecil, dan memberikan kertas itu ke aku. "Nih alamatnya."

"Oke, gomawo ne Young."

"Ne cheonma."

Aku pun langsung balik ke kelasku...


Namjoo POV
Sudah tiga hari semenjak kejadian itu, aku tidak masuk sekolah. Aku teralu malu kalau harus bertemu dengan Suzy, terlebih Sunwoo. Lagi pula, kondisiku saat ini juga sedang tidak enak badan.

Tok tok!

"Masuk.." Pintahku.

"Non, ada teman non di ruang tamu." Kata bibi. Teman? Ah, paling Hayoung.

"Suruh masuk ke kamar aja bi."

"Baik non."

Tak lama, pintu kamarku terbuka lagi. Aku pun langsung meliihat ke arah pintu dan betapa terkejutnya aku saat tahu bahwa yang datang itu bukan Hayoung, melainkan Cha Sun Woo!!

"Sunwoo? Kamu ngapain kesini?"

"Mau balikin ini." kata Sunwoo sambil menyodorkan buku coretanku.

"Makasih, tapi...."

"Kamu tahu nggak? Tiga hari aku nunggu kamu di kantin, tapi kamu nggak muncul juga. Akhirnya aku ke kelasmu, tapi kata Hayoung kamu sakit. Jadi aku minta alamat rumahmu ke Hayoung."

"Kamu? Segitunya kamu mau balikin buku ku ini."
"Bukan itu tujuan utamaku."

"Terus?"

"Aku mau jelasin juga kalau aku dan Suzy nggak ada apa apa."

"Udah cuma mau jelasin itu aja?"

"Nggak, ada yang lain."

"Apa?" Sunwoo terdiam. "Apa?" Lanjutku lagi.

"Aku... Aku suka sama kamu."

"Mwo?"

Sunwoo mendekatiku, duduk di sebelahku. "Aku suka sama kamu. Sudah lama aku menyukaimu. Kamu lucu, manis. Jarang aku melihat ada yeoja seperti kamu."

"Tapi Suzy? Dia kan cantik, pintar, suarannya bagus. She is so perfect!"

"But, I don't love her. I just love you. You're my beautiful target. So, would you be my gilrfriend?" Tanya Sunwoo sambil menatap mataku tajam.

"Umm... Ne." Jawabku. Mukaku merah seketika seperti tomat rebus. Aku hanya bisa menunduk malu.

"Waeyo chagiya?"

"Anniya.. Aku hanya.... Malu."

"Malu? Haha, kamu lucu. Lihat tuh wajahmu. Merah seperti habis dibakar saja."

"Ya! Sunwoo jahat! Kok kamu malah ketawa sih? Huuh!" Kataku ambil memanyunkan bibirku.

"Doh, jangan manyun  gitu dong chagi. Bikin aku jadi mau...."

"Mau apa hah?"

"Mau...." Sunwoo merapatkan badannya ke aku, menggenggam tanganku erat. Mengangkat sedikit daguku dan mendekatkan bibirnya ke bibir ku. Entah mengapa, aku pun memejamkan mataku. Dan.....

"Ya! Kalian ini. Lain kali tutup pintunya dong." Kata Hayoung yang tiba-tiba muncul di depan pintu kamarku.

"Aish Hayoung. Ganggu ih. Nggak jadi kan tuh." Keluh Sunwoo.

"Hahaha, mianhae..." Kata Hayoung dengan tatapan tanpa dosa.


END

Senin, 10 September 2012

[Flashback] KIR at Junior High School

Ada yang bilang kalau masa-masa SMA itu masa-masa yang paling indah. Tapi menurutku, masa-masa indah juga terjadi di saat SMP. Ya, di SMP pun aku merasakan hal-hal yang indah, khususnya saat bersama teman-teman satu ekskul ku, ekskul KIR (Karya Ilmiah Remaja). Sekarang kita berkenalan yuk dengan mereka :D

1. Fatmah Ainurrochma




Fatmah atau yang biasa dipanggil Iin ini, dia adalah salah satu sahabatku dari SMP. Cewe manis yang lahir tanggal 1 September 1994 ini sering banget galau *ups :D  terus kalau lagi seneng atau kaget banget, pasti langsung nyubit atau mukul orang yang ada di sebelahnya. Ups, maaf in. Hehehe.. Walaupun beda SMA, aku masih suka ketemuan dengannya. Sekarang cewe mungil ini berkuliah di UNJ.

2. Sulistianik



Cewe yang sedikit(?) tomboy satu ini juga sahabat ku dari SMP. Aku sering pulang sekolah bersama Sulis dan Fatmah. Sama seperti Fatmah. Walau aku dan Sulis beda SMA (Sulis satu SMA dengan Fatmah), tapi kami masih suka bertemu. Aku sering ke rumah Sulis, begitu pula kebalikannya. Kalau Sulis ke rumahku, pasti dia selalu baca bahkan meminjam beberapa komik koleksiku. Walau komik itu sudah berkali-kali dia baca. Aku, Sulis dan Fatmah juga suka berpergian bersama.

3. Bagas Prakasa

Cowo manis satu ini juga merupakan teman baik ku di SMP. Waktu SMP, Bagas dan aku masih tinggian aku. Tapi pas kelas satu SMA, Bagas sudah jauuuuuuh lebih tinggi dari aku. Sifat yang aku suka dari Bagas itu, dia anaknya dewasa. Bagas juga orang yang lucu. Pokoknya asik deh kalau temenan sama dia.

4. Hendina Aprilia Larasari



Cewe cantik yang sekarang berambut pendek ini merupakan sahabatku juga dari SMP. Laras dan aku juga satu SMA dan satu kelas selama 2 tahun di SMA. Pas kelas satu SMA, kami sempat berantem beberapa hari. Tapi namanya teman baik, cepat atau lambat kami pun baikan. Sepulang sekolah saat SMA, aku sering mampir dulu ke rumah Laras. Hehe.. Sekarang Laras berkuliah di AMG (Akademi Meteorologi dan Geofisika).

5. Dokcin (Raka, Rivan, Yudha)

Dokcin itu panggilan untuk Raka, Rivandy dan Yudha. Mereka dipanggil dokcin bukan karena mereka bisa mengatasi masalah percintaan. Tapi karena mereka selalu pergi kemana saja bertiga. So Sweet banget deh kalau liat mereka bertiga. Yuk kita kenalan sama ketiga cowwo ini.

A. Aditya Dhimas Rakapuri


Cowo yang akrab dipanggil Adit / Raka / Bae ini adalah cowo yang gilaaaa.... Anaknya lucu dan baik. 
Oh ya, cowo yang mempunyai lesung pipi ini adalah mantannya Laras lho... Hehe..

B. Rivandy Indra D. M.


Hayooo... Siapa yang suka sama cowo sipit? Nih, aku ada satu. Rivan, cowo sipit satu ini mempunyai bakat yang hebat sekali dalam memainkan piano, organ dan keyboard. Aku dan Rivan beda SMA. Tapi sewaktu acara kelulusan di sekolahku, Rivan yang bermain keyboard untuk mengiringi Padus. Seusai acara, banyak ade kelas dan teman-temanku yang pada minta foto bareng dia. Waah, Rivan udah seperti artis dadakan aja nih. Hahaha.. Oh ya, sekarang Rivan kuliah di UPH (Universitas Pelita Harapan).

C. Yudha Basuki


Nah, anggota Dokcin yang terakhir adalah Yudha Basuki atau yang sering dipanggil Yubas. Yudha anaknya lucu, tapi ga jarang suka bikin kesel dengan keisengannya. Dan yang selalu ada di otak anak kaskusers ini adalah: uang. Ckck.. Tapi walau begitu, Yudha orangnya baik. Sering berapa kali aku ngerepotin dia. Hehe.. Makasih ya Yud :D

6. Evrieta Karunia Dewi


My bebi Evrieta kecebong... Itu panggilanku buat Evriet. Kenapa aku panggil dia bebi? Coba kalian lihat saja mukanya. Baby face kan? Karena itu, aku jadi manggil dia dengan sebutan "bebi". Awalnya cuma aku yang manggil dia bebi. Tapi terus temen-temen yang lain pada ikutan juga. Hehehe... Peace beb :D
Sama seperti Laras, Evrieta juga satu SMA sama aku.

7. Pandu Pratama Novianto


Bule sableng, itu panggilan buat dia. Kenapa dipanggil bule? Itu karena ya kalian liat saja sendiri. Kulitnya putih dan rambutnya pirang. Rambutnya itu asli dari sananya lho.. Dan kenapa dipanggil sableng? Karena dia orangnya gila. Gila, stress, abnormal deh pokoknya ni anak *ups. Hehe, pisss ndu ^.^v
Sama seperti yang lain. Pandu orangnya juga lucu. Lucu tapi ngeselin. Ya campur aduk deh pokoknya sifatnya. Haha...

8. Septian Derrys Arvianto


Cowo yang akrab disapa Derrys ini, dia adalah ketua KIR di SMP ku. Anaknya.... ummm, ah. Susah mendeskripsikannya. Tapi kalau iseng, yap! Dia anak yang suka iseng. Tapi ya tanpa dia, KIR angkatanku tidak mungkin bisa berjalan lancar. Ya nggak ketua? Haha..

9. Loyalitasya Bela Prasiwi


Cewe yang akrab dipanggil Loyal atau Tasya ini adalah... Akuuuuu..... Hehehe.. Loyal itu anak yang manis, imut, lucu. Oke sip, acuhkan :D
Hmm, mungkin banyak diantara teman-temanku yang udah lupa sama aku. Thats nope.Tapi kalian harus tahu kalau aku tidak akan melupakan kalian teman-temanku :)

 Sebetulnya masih ada yang lainnya seperti Sella, Dessy, Zikra, Rainaro dan Ananta. Tapi berhubung aku kurang data tentang mereka, ya jadi nggak aku tulis deh :(
Oh ya satu lagi. Foto-foto kalian (teman-temanku) aku ambil dari FB kalian masing-masing. Jadi maaf ya kalau aku jadi stalker FB kalian untuk beberapa menit. Haha, peace ^.^v

Selasa, 04 September 2012

Rio Haryanto

Hi guys, siapa sih pembalap yang kalian sukai? Waah, jawabannya beda-beda ya. Kalau aku sih sukanya sama si cakep Rio Haryanto. Mungkin ada beberapa dari kalian yang belum tau siapa sih Rio Haryanto itu? Oke, sekarang aku bakal kasih info sedikit  mengenai Rio Haryanto.

Rio Haryanto, pembalap muda Indonesia kelahiran Solo, Jawa Tengah, 22 Januari  1993. Walau usianya masih terbilang muda, tapi kalau sudah di arena balap, waah nggak usah diraguin lagi deh  keahliannya.

Rio memulai karir balapnya di balap Gokart pada tahun 2002 dengan Juara Nasional Gokart kelas kadet. Tapi sebentar lagi, Rio bakal jadi satu-satunya pembalap Indonesia yang akan bertanding di ajang F1. Ditambah dengan usianya yang masih muda, sungguh ini merupakan hal yang membanggakan sekali.

Tapi walaupun begitu, Rio tetap rendah diri. Buktinya, ia masih suka berbakti sosial ke orang-orang yang membutuhkan.

Rio juga pernah menjadi Duta Anti Narkoba tahun 2009 dan Duta Komodo tahun 2010.

Nah, sekian pembahasan singkat tentang idolaku yang satu ini. Kalau kalian ingin mengetahui lebih banyak tentang Rio, kalian bisa buka web resminya di http://www.rioharyanto.com/


Sekarang, aku mau share ah beberapa foto Rio. Hope you like this guys! ^^








Buat yang sudah baca blog ini, aku ucapkan matur nuhun, terimakasih, gamsahamnida, gracias, xie xie, merci, dank u, tank you n_n